Jayapura, 20/1 Komisi E DPR Papua yang membidangi pendidikan dan kesehatan meminta kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Dinas Pendidikan yang ada di dearah agar mengontrol guru yang ada di daerah mereka terutama di wilayah yang sulit dijangkau.
Ketua Komisi E DPR Papua, Kenius Kogoya mengatakan, laporan banyaknya
guru di Papua mangkir dari tempat tugasya bukan cerita baru. Namun
menjadi catatan penting mengapa mereka mangkir, sehingga perlu ada
solusi dan menjadi perhatian pemerintah provinsi dan daerah karena sudah
banyak anggaran ke daerah.
“Guru mangkir itu bukan hal baru. Jadi harus dicarikan solusi dan apa
masalhnya. Selain itu eleksi guru harus teliti dan perlu ada sanksi
adminsitasi, juga perlu ketegasan bupupati atau pemerintah daerah dan
kepala dinas terkait. Mereka harus melihat guru di daerah mereka. Saya
kahwatir bupati dan kapala dinas tidak tahu kalau guru di daerah mereka
sering mangkir. Jadi bupati dan kapala dinas harus sering kontrol di
setiap wilayahnya,” kata Kenius Kogoya, Senin (20/1).
Mengenai kesejahteraan guru menurutnya, ini juga harus jelas. Apakah
tanggungjawab pemerintah provinsi ataukah kabupaten/kota. Terutama guru
yang dipedalaman baik guri PNS maupun kontrak. “Apalagi sudah ada
Perdasus Pendidikan yang disahkan DPR Papua 012 lalu, dimana ada
pedomanm mengenai guru di kota dan pelosok termasuk tunjangan. Kami
harap gubernur sekarang bisa melaksanakan Perdasus itu. Jangan sampai
ganti gubernur, ganti kebijakan,” ujarnya.
Bupati Jayawijaya, John Wempi Wetipo beberapa waktu lalu mengkalim,
mewarning atau memperingakan guru yang jarang di tempat tugas agar
merubah sikap mereka. Ia mengatakan, jika guru itu tidak mengindahkan
peringatan tersebut, maka pihaknya akan akan memberikan sanksi.
“Gajinya akan dipending atau ditahan. Saya tunggu hasil ujian. Kalau
ternyata selama ini guru curang, terus tidak pernah di sekolah
kemudian memberikan kunci jawaban kepada anak didik agar lulus 100
persen. Pendidikan sekarang kan sistem yang baru, itu yang akan mengukur
sejauh mana guru berperan aktif dalam mendidik anak – anak,” kata Wempi
Wetipo.
Menurutnya, ada sekolah yang gurunya tidak pernah ada di tempat
tugas, namun gaji dan tunjangannya lancar dibayarkan. “Ini tidak boleh
terulang lagi kedepannya. Saat ini yang terpenting adalah guru harus ada
di tempat untuk mendidik mereka. Jangan siswa sekedar memakai seragam
dan sepatu yang bagus. Tetapi kalau tidak ada guru kan percuma,”
ujarnya. (Jubi/Arjuna)
Sumber :http://tabloidjubi.com
0 komentar:
Posting Komentar