STUVOPA (Semarang)_Himpunan Pelajar dan Mahasiswa Papua Semarang (HIPMAPAS)
mengeluhkan adanya Asrama Papua yang permanen. Hal ini mengingat segala
aktivitas berasal dari sebuah tempat tinggal
yang tetap untuk mewadahi segala kegiatan di dalam maupun di luar.
Selain itu juga untuk memperkokohkan hubungan persatuan antara mahasiswa Papua yang berada di kota studi Semarang.
Ketua HIPMAPAS, Bery Boma mengaku, maraknya pemekaran
di Papua menjadi salah satu penyakit dalam menggalang persatuan di kalangan pelajar mahasiswa Semarang. Ini
merupakan bagian juga dari tidak adanya asrama Papua yang tetap di kota studi
Semarang, sehingga dirinya berharap pemerintah bisa menjawab proposal yang akan
diajukan oleh HIPMAPAS melalui tim yang sudah dibentuk beberapa waktu yang
lalu.
"Dulu kami pernah mengajukan proposal untuk
pengadaan asrama Papua di kota studi Semarang tapi pemerintah belum pernah
jawab, kami sudah membentuk tim untuk pengadaan asrama permanen ini jadi kami
harap pemerintah bisa menjawab keluhan kami supaya semua kegiatan organisasi
bisa berjalan dan aktivitas kuliah mahasiswa Papua di Semarang berjalan lancar.
Berapa kota studi lain di pulau Jawa dan Sulawesi sudah memiliki asrama Papua, dengan
jujur bahwa sementara di Semarang belum memiliki Asrama permanen maka Bapak
Gubernur melihat kerinduan kami
kehadiran Honai” kata Boma kesal.
“Senada juga dari Luis Tebai sebagai Ketua IPMANAPANDODE
Semarang bahwa melihat pengalaman kami mahasiswa yang berasal dari Nabire,
Paniai, Dogiyai dan Deiyai kota study Semarang di anaktrikan dari keempat kabupaten tersebut, belum tau mungkin apakah
di kota study semarang tidak ada mahasiswa asal kabupaten Nabire, Paniai,
Dogiyai dan Deiyai di Semarang?. Begitupun juga senada dari Mahasiswa yang
berasal dari kabupaten Intan Jaya,
Tolikara, Wamena, Puncak Papua, Lani Jaya, Sorong, Merauke, Pegunungan bintang,
Serui, Fakfak, Manakuari dan Mimika Kota study Semarang”. Kata Kesal oleh Seluruh Mahasiswa Papua Semarang
Tambahkan juga dilontarkan senioritas mahasiswa Papua
Semarang, Dujan Kogoya, pembenahan yang dilakukan
kelak agar roda organisasi ini berjalan secara efektif. Kami mahasiswa Papua
satu tungku dan satu honai. Mungkin karena pemekaran kabupaten yang marak di
Papua, tetapi harus bersatu membangun organisasi HIPMAPAS karena semua berasal
dari satu pulau. Dujan juga akui organisasi masih eksis walaupun masih belum
memiliki Asrama Papua yang tetap.
"Kami mahasiswa Papua
Semarang bersatu jangan pernah terpisah mungkin karena adanya pemekaran
kabupaten, provinsi yang membedakan tetapi satu dalam satu pulau kita bersama,
kami mahasiswa Papua satu tungku dan satu honai. Kita akui walaupun belum ada
asrama yang tetap untuk mahasiswa Papua selama ini tetapi organisasi HIPMAPAS berjalan
lancar. Ini adalah suatu kemajuan," tutur Dujan Kogoya, mahasiswa pasca
sarjana yang pernah menjabat sebagai ketua HIPMAPAS selama dua periode 2007-2009.
Mantap Kita tetap suarakan hal itu bersama2
BalasHapusKota Studi Malang Siap....
OK...sepakat kota2 yang belum ada asrama Papua itu kitong sama2 pergi urus dan menyuarakan terus melalui media cetak, oline dan surat proposal maupun aksi damai di pemprop....?
Hapus