Nama saya Ambrosius Yobee, Kuliah Universitas Katolik Soegijapranat Semarang, Jurusan Teknik Informatika, Smester VI (enam). Saya dilahirkan oleh ibuku yang tercinta Penina Tebai dari dalam Honai di Muniopa pada tanggal 20 Oktober 1989. Saya adalah salah Mahasiswa yang di didik oleh Bapak Djati, Paulus, Thomas Budi, Albert Istiarto selaku Pendamping Mahasiswa Program Beasiswa LPMAK kota Study di Semarang secara jasmani dan rohani melalui program matrikulasi. Di bawah ini, saya akan menjelaskan mengenai matrikulasi dan bagaimana Putera – puteri Timika membersiapkan diri sebelum menduduki di Bangku Kuliah di Jawa.
A. Matrikulasi.
Matrikulasi sebenarnya bukan program baru, banyak mahasiswa yang di tidak mampu dalam akademik mereka melalui program matrikulasi. Mahasiswa – mahasiswa Indonesia yang kuliah di luar negeri juga mengalami program matrikulasi agar mereka bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan kampus, maupun masyarakat pada umumnya . Maka berdasarkan penjelasan di atas, matrikulasi memiliki pengertian dan tujuan, yaitu sebagai berikut:
Matrikulasi merupakan kegiatan pembelajaran tambahan untuk menyetarakan pengetahuan peserta didik agar dapat mengikuti program pendidikan yang akan diikuti dengan baik. Matrikulasi sering disebut juga dengan sekolah/kuliah persiapan Tujuan penyelenggaraan matrikulasi adalah memberikan kesempatan kepada calon peserta, agar peserta tersebut menyiapkan dan menyetarakan pengetahuannya agar diterima pada program studi yang dipilih dan menjadi regular
Bertitik tolak dari masalah matrikulasi yang diketahui di atas, maka selama matrikulasi ada 5 K yang harus dikembangkan oleh peserta matrikulasi yaitu Komitmen, Karakter, Kompetisi Akademik, Kesehatan Jasmani, Rohani dan Kepemimpinan
1. Pengembangan Komitmen
Komitmen atau janji terhadap diri sendiri menjadi faktor yang penting dalam keberhasilan studi. Setiap orang yang kuat dalam komitmen, ia akan berjuang dengan sekuat tenaga, tidak mudah menyerah untuk mewujudkan keinginan / harapan.
Komitmen merupakan sesuatu yang membuat seseorang memikul resiko dan konsekuensi dari keputusan tanpa mengeluh dan menjalaninya dengan penuh rasa syukur sebagai bagian dari kehidupan yang terus berproses dalam menuju suatu tujuan tertentu. Komitmen juga disebut sebagai janji seseorang terhadap diri sendiri dan menjadi faktor yang penting dalam keberhasilan studi. Setiap orang yang kuat dalam komitmen, ia akan berjuang dengan sekuat tenaga, tidak mudah menyerah untuk mewujudkan keinginan dan harapan. Seseorang dalam kehidupannya selalu dihadapkan dengan tantangan baru dan biasanya membutuhkan komitmen yang baru. Oleh karena itu, komitmen selalu harus diperbaharui dan dikuatkan agar semangatnya tidak luntur melainkan selalu mencari jalan agar harapannya dapat terwujud. Pembaharuan penguatan komitmen biasa dilakukan melalu dialog dengan orang yang lebih memahami permasalahan, melalui rekoleksi maupun retret terpimpin.
2. Pengembangan Karakter.
Ciri khas orang yang berkarakter adalah orang yang dapat bertanggung jawab terhadap diri, orang lain dan lingkungan, tidak menyalahkan orang lain maupun lingkungan, berani mengambil inisiatif serta peduli terhadap diri maupun orang lain. Sebagian besar anak – anak dari Timika biasanya melempar tanggungjawab, mudah menyalahkan pihak lain dan membenarkan diri... Ciri yang kedua adalah orang yang berani mengambil inisiatif. Diam dan menunggu adalah sikap sebaliknya, maka seseoarang berani berbuat lebih, mengambil inisiatif untuk kemajuan dirinya tidak yang mudah menyerah dan berusaha terus mencari jalan untuk keberhasilannya. Sikap tidak peduli diri maupun barang miliknya perlu memperoleh perhatian yang sungguh.
3. Pengembangan Kompetisi Akademik dan Keterampilan Hidup
Dalam matrikulasi ada dua kompetisi yang perlu mendapat perhatian yaitu kompetisi akademis dan kompetisi keterampilan hidup.
4. Kesehatan Jasmani dan Rohani
Semua orang dapat menjalankan hidup dengan baik kalau didukung oleh fisik dan rohani yang baik. Maka dari itu, para peserta matrikulasi dapat studi denga baik kalau didukung fisik yang baik, agar kebiasaan belajar ditingkatkan. Kesehatan yang tidak baik, akan tidak mendukung dalam kegiatan belajar. Oleh karena itu kesehatan peserta perlu dikembangkan melalui makan yang baik, istirahat yang cukup dan teratur, olahraga dan menjauhi minuman keras dan obat- obatan terlarang. Kesehatan rohani akan membuat seseorang bertambah semangatnya. Pengembangan rohani ini dapat diperoleh melalui rekoleksi, menjalankan tugas liturgi gereja, mengikuti kebaktian malam dan pagi yang diselenggarakan di tempat timggal para peserta.
5. Kepemimpinan
Jiwa kepemimpinan putra – putri Timika harus dikembangkan sejak dini, supaya potensi yang ada dalam dirinya mulai terbuka. Bagaimana selama matrikulasi dan setelah matrikulasi putra – putri Timika dapat mengkoordinir teman lain, membagi tugas dan tanggung jawab kepada orang lain. Sekurang – kurangnya dengan melalui matrikulasi dapat dilakukan dengan memberikan tugas secara bergantian kepada para peserta untuk memimpin bidang tertentu. Misalnya menjadi ketua asrama, ketua kelas matrikulasi dan lain – lain.
B. Kualitas Pendidikan Timika
Kualitas Pendidikan di Timika Rendah, Sudah bertahun – tahun nyaris tidak ada upaya nyata untuk mengatasi persoalan pendidikan dasar di Timika. Akibatnya, kualitas sumber daya manusia Mimika selalu tertinggal dari daerah lain. Pendidikan dasar di Mimika paling jelek dari seluruh Papua karena guru – gurunya lumpuh di daerah Timika. Sekolah – sekolah di kampung – kampung bagian Timika hampir tidak ada guru, tidak ada pelajaran tapi kalau ada Ujian lulus semua.
“Matrikulasi sangat membantu saya terutama dalam pengembangan ilmu pengetahuan saya. Dalam mengikuti matrikulassi saya merasa memiliki suatu persiapan yang yang matang untuk melanjutkan pendidikan saya. Awalnya saya merasa takut untuk menjadikan diri saya seperti mahasiswa yang kalau dilihat memiliki pendidikan jauh berbeda dengan saya”
Matrikulasi juga mempersiapkan mahasiswa dan pelajar Papua dalam hal pengembangan pribadi. “ Matrikulasi sangatlah baik bagi pengembangan diri saya karena dengan demikian dapat membentuk diri saya untuk belajar hidup mandiri dan mempunyai persiapan yang matang untuk melangkah ke depan”.
Waktu Matrikulasi ,Dalam kehidupan bermasyarakat, setiap manusia memerlukan waktu baik itu waktu makan / minum, bekerja, istrahat, bermain dan waktu keperluan lain. Maka dari itu, dalam mengikuti matrikulasi putra – putri Timika ternyata harus terikat oleh aturan – aturan yang telah ditetapkan oleh lembaga yang membantu dan menangani mereka dalam menjalani matrikulasi. Dalam aturan yang ditetapkan oleh lembaga yang berhubungan waktu yang ditetapkan sangat sempit dan mepet untuk siswa dalam melakukan hal –hal yang tidak berhubungan dengan pelajaran. Namun sebaliknya waktu yang ditetapkan, kebanyakan waktu belajar dibandingkan waktu bermain, yatiu waktu belajar secara jadwal umum, belajar individu dan mengikuti belajar pendampingan. Waktu yang ditetapkan oleh lembaga yang berhubunganpun sangat mempengaruhi waktu bermain untuk para peserta, maka di sisi lain para peserta pun harus membuat jadwal pribadi sehingga waktu untuk bermain dan waktu belajar seimbang.
Terima Kasih Telah Berkunjung
Judul: PENGALAMAN SELAMA MATRIKULASI DI SEMARANG
Ditulis Oleh: Ambrosius Yobee
Jika mengutip harap berikan link DOFOLLOW yang menuju pada artikel ini. Sesama blogger mari saling menghargai. Terima kasih atas perhatian anda
0 komentar:
Posting Komentar