MURIDAN WIDJOJO, TOKOH JARINGAN DAMAI PAPUA KETIKA BERBICARA DALAM SUATU KEGIATAN (Muridan Widjojo/Facebook) |
STUVOPA, 7/3 (Timika) —Muridan Widjojo, salah satu tokoh penting
dalam upaya perdamaian di Papua, meinggal dunia, Jumat (7/3) pukul
14.07 WIB. Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) tersebut
selama ini dikenal sebagai seorang tokoh yang berjuang keras dan tekun
untuk terjadinya Dialog Jakarta-Papua.
“Karena kegigihannya itu, Jakarta mencurigai Muridan sebagai
pendukung Papua Merdeka. Namun, dirinya selalu merasionalisasi bahwa
dialog sangat penting di Papua untuk mewujudkan Papua Tanah Damai,” kata
aktivis Papua, Marthen Goo, di akun Facebooknya.
Marthen Goo mengatakan, penghargaan dan penghormatan yang dalam dan
besar sepatutnya diberikan kepada Tuan Muridan yang dengan kesungguhan
hatinya memperjuangkan keselamatan bangsa Papua.
“Kiranya kebesaran hatinya menjadi semangat baru bagi generasi
berikutnya. Selamat Jalan Kk Muridan. Doa kami menyertaimu dalam
kerajaan Bapak di Sorga,” demikian tulis Marthen Goo.
Dalam syair–syair puisi, Marthen Goo mencoba menggambarkan semangat juang Tokoh Jaringan Damai Papua ini, yakni, Demi kedamaian, Kau berjuang tuk Kami, Papua…
Walau kau sakit, nyawa mu kau pertaruhkan tuk terjadinya Dialog-Jakarta Papua.
Walau kau sakit, nyawa mu kau pertaruhkan tuk terjadinya Dialog-Jakarta Papua.
“Jakarta mencurigaimu tuk mendukung Papua Merdeka, namun kau tetap
tersenyum tuk kedamaian…, Namun, kau (Miuridan Widjojo- red) tetap
tersenyum tuk mendorong Dialog Jakarta Papua. Kau tokoh dan pahlawan
kemanusiaan kami. Selamat jalan Kakak tuan,” kata Marthen.
Muridan selama ini aktif dalam berbagai kegiatan seminar dan
penelitian untuk mendorong masalah – masalah Papua untuk diselesaikan
secara adil dan bermartabat serta adanya Jaringan Damai Papua (JDP) yang
menghendaki adanya Dialog Jakarta – Papua secara damai.
Muridan Satrio Widjojo bekerja magang sebagai honorer di Kedeputian
Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan (IPSK) LIPI pada 1993 dan resmi
bekerja untuk Pusat Penelitian Politik (P2P) LIPI sejak 1995.
Sejak 2008 Muridan memimpin tim kajian Papua dan sejak 2010 menjadi
koordinator bersama Jaringan Damai Papua (JDP) yang bekerja secara
sukarela memfasilitasi persiapan dialog antara masyarakat Papua dengan
Pemerintah. Sejak akhir 2010 doktor sejarah politik lulusan Universitas
Leiden Belanda 2007 ini terpilih menjadi Kepala Bidang Politik Lokal di
P2P LIPI.
Peneliti alumnus UI (Magister Antropologi FISIP UI dan sarjana
Fakultas Ilmu Budaya UI) ini juga menjadi pengajar tidak tetap dan
membimbing mahasiswa S3 di FIB UI.
Sebagai peneliti, dia dikenal sebagai spesialis Papua (dan Maluku). Sejak
1993 penelitian lapangan dan karya-karyanya memfokuskan masalah
kebudayaan dan politik di Papua. Untuk mendalami sejarah Papua, di
Leiden Belanda dia mendalami arsip-arsip abad ke 18 dan 19 Maluku Utara
yang terkait dengan sejarah Papua.
Muridan lahir di Surabaya, 4 April 1967. Setelah menamatkan kuliah di
jurusan Sastra Prancis UI, 1992. Muridan melanjutkan pendidikan master
antropologi sosial di universitas yang sama pada 2001. Setahun
berikutnya, gelar master juga diraihnya dari Universiteit Leiden,
Belanda, dengan penekanan pada sejarah prakolonial. Pada 2007, gelar
doktor filsafat (Ph.D) untuk bidang yang sama diraihnya.
Suami Suma Riella Rusdiarti yang dikaruniai 4 orang anak itu dikenal
dunia sebagai ahli Papua. Sejak 2088 hingga meninggalnya, Muridan adalah
ketua Tim Kajian papua LIPI. Banyak jasa dan pengabdian yang sudah
diberikannya untuk tanah Papua, termasuk menginisiasi perdamaian ketika
terjadi perang adat yang melibatkan tujuh suku pada 1993.
Sementara itu, Adin Anton Aliabbas yang menjadi teman dan sahabat
almarhum, di Faceboonya menulis: “Dalam sebuah pertemuan Forum Akademisi
untuk Papua Damai beberapa tahun lalu di Bandung, kami sempat
berkelakar dengan mas Muridan Widjojo . Sebelum forum ditutup Pak Ketua
Otto Syamsuddin Ishak , peserta rapat saling mengguyonkan kejelasan
status deklarator, salah satunya adalah Mas Muridan. ‘Saya ini peneliti
termasuk akademisi bukan?’ tanya Mas Muridan. ‘Bukan, akademisi harus
berstatus pengajar,’seloroh anggota rapat.”
“Ahh, rupanya Allah kini sudah rindu ingin bertemu dirimu, Mas
Muridan. Selamat jalan mas. Sampai jumpa lagi. Terima kasih sudah banyak
mencerdaskan bangsa dan tidak pernah lelah mendorong perdamaian di
Papua. Allahuma firlahu warhamhu wa’afihi wa’fuanhu,” tulis Adin Anton.
Sejumlah monograf, artikel, dan buku sudah pernah dihasilkan Muridan. Beberapa di antaranya adalah Gerakan Mahasiswa 1998: Penakluk Rezim Orde Baru (Jakarta: Sinar Harapan, 1999), The Revolt of Prince Nuku
(Leiden: Brill, 2009). Yang terbaru adalah Papua Road Map (Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia, 2009). Versi Inggrisnya diterbitkan oleh KITLV
Jakarta-Leiden dan ISEAS Singapura.
Muridan juga menulis sejumlah artikel di jurnal ilmiah internasional dan opini di sejumlah surat kabar dan majalah, seperti Kompas, Tempo,
dan lain – lain. Minat penelitian yang sekarang ini dikembangkan adalah
sejarah lokal, politik lokal, konflik dan pembangunan perdamaian, serta
pengembangan indeks demokrasi lokal.
Sementara itu, Anggraeni Dwi Widhiasih dalam dinding Facebook
almarhum 28 menit lalu, mengatakan,turut berduka cita atas mangkatnya
Bapak Muridan Widjojo . Widhiasi menulis: Road Map of Papua selalu
menjadi salah satu acuan saya ketika bicara soal perdamaian di Papua dan
ini adalah salah satu karya Pak Muridan yang bermakna. Semoga damai
menyertaimu.
Senada dengan itu, ucapan yang sama juga datang dari Papua.Onny Wiranda menulis di dinding Facebook almarhum: terakhir
kali ketemu Bang Muridan Widjojo di Timika, beliau baru saja pulih dari
rangkaian kemoterapi. Tp msh semangat diskusi soal Papua. Selamat
jalan Meno. Beristirahatlah dalam damai.
Berbagai ucapan turut berduka terus berdatangan di dinding
facebooknya almarhum. Memang benar sangat banyak orang yang kehilangan
tokoh muda yang aktif bersuara bagi kedamaian dan penyelesaian masalah –
masalah Papua. Selain Papua, tentunya Indonesia kembali kehilangan satu
putra terbaiknya. Peneliti Lembaga Ilmu pengetahuan Indonesia (LIPI)
Muridan S Widjojo, seorang ahli Papua.
“Rest In Peace. Walau sedikit berjumpa dan tidak begitu kenal, namun
pengalaman dan kepedulian akan Papua merupakan motivasi generasi muda
Papua untuk tetap eksis bersuara bagi kedamaian dan cita – cita rakyat
Papua. Selamat beristirahat dengan tenang menuju Surga Indah…” demikian
tulis beberapa pemuda Papua yang ikut berbelasungkawa.
Jenazah almarhum saat ini disemayamkan di rumah duka: Kompleks
Pondok Widyatama Indah blok C No 10 Pondok Rajeg, Cibinong, Jawa Barat.
Selanjutnya, almarhum Muridan Widjojo besok dimakamkan pukul 10.00 WIB
di TPU Pondok Rajeg,
Pondok Rajeg, Cibinong. (Admin)
Pondok Rajeg, Cibinong. (Admin)
0 komentar:
Posting Komentar