Minggu, 09 Maret 2014

MURIDAN WIDJOJO TOKOH JARINGAN DAMAI PAPUA MENINGGAL DUNIA


MURIDAN WIDJOJO, TOKOH JARINGAN DAMAI PAPUA KETIKA BERBICARA DALAM SUATU KEGIATAN (Muridan Widjojo/Facebook)
STUVOPA, 7/3 (Timika)  —Muridan Widjojo, salah satu tokoh penting dalam  upaya perdamaian di Papua, meinggal dunia, Jumat (7/3) pukul 14.07 WIB. Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) tersebut selama ini dikenal sebagai seorang tokoh yang berjuang keras dan tekun untuk terjadinya Dialog Jakarta-Papua.
Karena kegigihannya itu, Jakarta mencurigai Muridan sebagai pendukung Papua Merdeka. Namun, dirinya  selalu merasionalisasi bahwa dialog sangat penting di Papua untuk mewujudkan Papua Tanah Damai,” kata aktivis Papua, Marthen Goo,  di akun Facebooknya.
Marthen Goo mengatakan, penghargaan dan penghormatan yang dalam dan besar sepatutnya diberikan kepada Tuan Muridan yang dengan kesungguhan hatinya memperjuangkan keselamatan bangsa Papua.
“Kiranya kebesaran hatinya menjadi semangat baru bagi generasi berikutnya. Selamat Jalan Kk Muridan. Doa kami menyertaimu dalam kerajaan Bapak di Sorga,” demikian tulis Marthen Goo.
Dalam syair–syair puisi, Marthen Goo mencoba menggambarkan semangat juang Tokoh Jaringan Damai Papua ini, yakni, Demi kedamaian, Kau berjuang tuk Kami, Papua…
Walau kau sakit, nyawa mu kau pertaruhkan tuk terjadinya Dialog-Jakarta Papua.
“Jakarta mencurigaimu tuk mendukung Papua Merdeka,  namun kau tetap tersenyum tuk kedamaian…,  Namun, kau (Miuridan Widjojo- red)  tetap tersenyum tuk mendorong Dialog Jakarta Papua. Kau tokoh dan pahlawan kemanusiaan kami. Selamat jalan Kakak tuan,” kata Marthen.
Muridan selama ini aktif dalam berbagai kegiatan seminar dan penelitian untuk mendorong masalah – masalah Papua untuk diselesaikan secara adil dan bermartabat serta adanya Jaringan Damai Papua (JDP) yang menghendaki adanya Dialog Jakarta – Papua secara damai.
Muridan Satrio Widjojo bekerja magang sebagai honorer di Kedeputian Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan (IPSK) LIPI pada 1993 dan resmi bekerja untuk Pusat Penelitian Politik (P2P) LIPI sejak 1995.
Sejak 2008 Muridan memimpin tim kajian Papua dan sejak 2010 menjadi koordinator bersama Jaringan Damai Papua (JDP) yang bekerja secara sukarela memfasilitasi persiapan dialog antara masyarakat Papua dengan Pemerintah. Sejak akhir 2010 doktor sejarah politik lulusan Universitas Leiden Belanda 2007 ini terpilih menjadi Kepala Bidang Politik Lokal di P2P LIPI.
Peneliti alumnus UI (Magister Antropologi FISIP UI dan sarjana Fakultas Ilmu Budaya UI) ini juga menjadi pengajar tidak tetap dan membimbing mahasiswa S3 di FIB UI.
Sebagai peneliti, dia dikenal sebagai spesialis Papua (dan Maluku). Sejak 1993 penelitian lapangan dan karya-karyanya memfokuskan masalah kebudayaan dan politik di Papua. Untuk mendalami sejarah Papua, di Leiden Belanda dia mendalami arsip-arsip abad ke 18 dan 19 Maluku Utara yang terkait dengan sejarah Papua.
Muridan lahir di Surabaya, 4 April 1967. Setelah menamatkan kuliah di jurusan Sastra Prancis UI, 1992. Muridan melanjutkan pendidikan master antropologi sosial di universitas yang sama pada 2001. Setahun berikutnya, gelar master juga diraihnya dari Universiteit Leiden, Belanda, dengan penekanan pada sejarah prakolonial. Pada 2007, gelar doktor filsafat (Ph.D) untuk bidang yang sama diraihnya.
Suami Suma Riella Rusdiarti yang dikaruniai 4 orang anak itu dikenal dunia sebagai ahli Papua. Sejak 2088 hingga meninggalnya, Muridan adalah ketua Tim Kajian papua LIPI. Banyak jasa dan pengabdian yang sudah diberikannya untuk tanah Papua, termasuk menginisiasi perdamaian ketika terjadi perang adat yang melibatkan tujuh suku pada 1993.
Sementara itu, Adin Anton Aliabbas yang menjadi teman dan sahabat almarhum, di Faceboonya menulis: “Dalam sebuah pertemuan Forum Akademisi untuk Papua Damai beberapa tahun lalu di Bandung, kami sempat berkelakar dengan mas Muridan Widjojo . Sebelum forum ditutup Pak Ketua Otto Syamsuddin Ishak , peserta rapat saling mengguyonkan kejelasan status deklarator, salah satunya adalah Mas Muridan. ‘Saya ini peneliti termasuk akademisi bukan?’ tanya Mas Muridan. ‘Bukan, akademisi harus berstatus pengajar,’seloroh anggota rapat.”
“Ahh, rupanya Allah kini sudah rindu ingin bertemu dirimu, Mas Muridan. Selamat jalan mas. Sampai jumpa lagi. Terima kasih sudah banyak mencerdaskan bangsa dan tidak pernah lelah mendorong perdamaian di Papua. Allahuma firlahu warhamhu wa’afihi wa’fuanhu,” tulis Adin Anton.
Sejumlah monograf, artikel, dan buku sudah pernah dihasilkan Muridan. Beberapa di antaranya adalah Gerakan Mahasiswa 1998: Penakluk Rezim Orde Baru (Jakarta: Sinar Harapan, 1999), The Revolt of Prince Nuku (Leiden: Brill, 2009). Yang terbaru adalah Papua Road Map (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2009). Versi Inggrisnya diterbitkan oleh KITLV Jakarta-Leiden dan ISEAS Singapura.
Muridan juga menulis sejumlah artikel di jurnal ilmiah internasional dan opini di sejumlah surat kabar dan majalah, seperti Kompas, Tempo, dan lain – lain. Minat penelitian yang sekarang ini dikembangkan adalah sejarah lokal, politik lokal, konflik dan pembangunan perdamaian, serta pengembangan indeks demokrasi lokal.
Sementara itu, Anggraeni Dwi Widhiasih dalam dinding Facebook almarhum 28 menit lalu, mengatakan,turut berduka cita atas mangkatnya Bapak Muridan Widjojo . Widhiasi menulis: Road Map of Papua selalu menjadi salah satu acuan saya ketika bicara soal perdamaian di Papua dan ini adalah salah satu karya Pak Muridan yang bermakna. Semoga damai menyertaimu.
Senada dengan itu, ucapan yang sama juga datang dari Papua.Onny Wiranda menulis di dinding Facebook almarhum: terakhir kali ketemu Bang Muridan Widjojo di Timika, beliau baru saja pulih dari rangkaian kemoterapi. Tp msh semangat diskusi soal Papua.  Selamat jalan Meno. Beristirahatlah dalam damai.
Berbagai ucapan turut berduka terus berdatangan di dinding facebooknya almarhum. Memang benar sangat banyak orang yang kehilangan tokoh muda yang aktif bersuara bagi kedamaian dan penyelesaian masalah – masalah Papua. Selain Papua, tentunya Indonesia kembali kehilangan satu putra terbaiknya. Peneliti Lembaga Ilmu pengetahuan Indonesia (LIPI) Muridan S Widjojo, seorang ahli Papua.
“Rest In Peace. Walau sedikit berjumpa dan tidak begitu kenal, namun pengalaman dan kepedulian akan Papua merupakan motivasi generasi muda Papua untuk tetap eksis bersuara bagi kedamaian dan cita – cita rakyat Papua. Selamat beristirahat dengan tenang menuju Surga Indah…” demikian tulis beberapa pemuda Papua yang ikut berbelasungkawa.
Jenazah almarhum saat ini disemayamkan di  rumah duka: Kompleks Pondok Widyatama Indah blok C No 10 Pondok Rajeg, Cibinong, Jawa Barat.  Selanjutnya, almarhum Muridan Widjojo besok dimakamkan pukul 10.00 WIB  di TPU Pondok Rajeg,
Pondok Rajeg, Cibinong. (Admin)

Sumber :http://tabloidjubi.com/2014/03/07/muridan-widjojo-tokoh-jaringan-damai-papua-meninggal-dunia/

0 komentar:

Posting Komentar