Timika—Perang
saudara antar suku ditimika mulai sejak 27 Januari sampai 5 Februari
2013 hari ini, belum ada tanda-tanda berdamai antara kedua kubu.
Berbagai elemen pemerintah, Lemasko, Lpmaka, Kepala suku, Pt. Freeport
lipat tangan dan tutup mata.
Hingga banyak korban kedua kubu mencapai puluhan orang baik perempuan dan laki-laki yang kena anak panah, mereka berobat dirumah sakit RSUD dan Rumah sakit Karitas, ada yang sudah meninggal ada juga yang luka-luka berat dan ringan. Kami belum bisa memastikan jumlah korban dengan identitas lengkap.
Didalam perang suku banyak oknum terlibat yakni Inteljen Negara Indonesia (Bin), Tni-Polri “Memfasilitasi seperti makanan, minuman, Transportasi", hal itu dikabarkan oleh aktivis gereja setempat melalui Handphone ke media ini.
PT. Freeport Indonesia juga ikut memfasilitasi berupa makanan dan Tranportasi untuk antar jemput menggunakan Bus karyawan milik PT Freeport. Dari Tembagapura ke Timika, tujuan masyarakat untuk perang saudara dengan suku yang ada ditimika.
Dan dari sumber lain juga mengatakan “Perang suku ini terjadi karena pemerintah membuka jalan trans Timika ke Wagete (Paniai-Nabire) tanpa persetujuan pemilik ulayat tanah, termasuk pemberian ijin kepada pengusaha tanpa sepengetahuan pemilik ulayat tanah.
Toko adat dan Toko agama telah melakukan berbagai upaya penyelesaian konflik ini tetapi sudah tidak sanggup sehingga mereka meminta Pemerintah Provinsi Papua agar segera menyelesaikan polemik yang sudah lama berlangsung ini.
Situasi terakhir kota Timika keadaan Darurat trauma bagi warga Papua, karena pada malam hari kelompok-kelompok gelap alias BMP, BAIS, BIN juga ikut menakuti dan mengamcam warga sipil dengan menggunakan Mobil kaca gelap berpatroli guna untuk niat jahat membunuh warga sipil Papua hal ini juga pengakuan seorang mahasiswa Timika (Ayo)
Hingga banyak korban kedua kubu mencapai puluhan orang baik perempuan dan laki-laki yang kena anak panah, mereka berobat dirumah sakit RSUD dan Rumah sakit Karitas, ada yang sudah meninggal ada juga yang luka-luka berat dan ringan. Kami belum bisa memastikan jumlah korban dengan identitas lengkap.
Didalam perang suku banyak oknum terlibat yakni Inteljen Negara Indonesia (Bin), Tni-Polri “Memfasilitasi seperti makanan, minuman, Transportasi", hal itu dikabarkan oleh aktivis gereja setempat melalui Handphone ke media ini.
PT. Freeport Indonesia juga ikut memfasilitasi berupa makanan dan Tranportasi untuk antar jemput menggunakan Bus karyawan milik PT Freeport. Dari Tembagapura ke Timika, tujuan masyarakat untuk perang saudara dengan suku yang ada ditimika.
Dan dari sumber lain juga mengatakan “Perang suku ini terjadi karena pemerintah membuka jalan trans Timika ke Wagete (Paniai-Nabire) tanpa persetujuan pemilik ulayat tanah, termasuk pemberian ijin kepada pengusaha tanpa sepengetahuan pemilik ulayat tanah.
Toko adat dan Toko agama telah melakukan berbagai upaya penyelesaian konflik ini tetapi sudah tidak sanggup sehingga mereka meminta Pemerintah Provinsi Papua agar segera menyelesaikan polemik yang sudah lama berlangsung ini.
Situasi terakhir kota Timika keadaan Darurat trauma bagi warga Papua, karena pada malam hari kelompok-kelompok gelap alias BMP, BAIS, BIN juga ikut menakuti dan mengamcam warga sipil dengan menggunakan Mobil kaca gelap berpatroli guna untuk niat jahat membunuh warga sipil Papua hal ini juga pengakuan seorang mahasiswa Timika (Ayo)
Sumber : http://www.umaginews.com/2014/02/perang-suku-timika-otak-dibalik-bin.html
0 komentar:
Posting Komentar