saya cenderung tidak ada lagi yang bisa dikatakan tentang itu semua,
karena memang saya tidak tahu apa yang anda dan mereka yang lain pernah
bicarakan tentang saya, karena itu, harganya adalah perbuatanmu saya
balas dengan sebuah kata “pengampunan”. Anda dan mereka yang lain adalah
Saudara2ku, saya ada karena anda dan mereka yang lain ada. Kita satu
dalam “UGATAME”.
Menurut saya, pengampunan adalah perintah untuk kita, karena yang tidak
bisa memaafkan, merusak jembatan yang harus dia lalui sendiri. Bagi
saya memaafkan dan penganpunan adalah memberi, sehingga menerima hidup
sebagai manusia Ciptaan UGATAME yang utuh. Disisi lain, Pengampunan
adalah jawaban untuk mimpi seorang anak dari sebuah keajaiban, dimana
apa yang rusak dibuat utuh lagi, dan apa yang kotor dibuat bersih lagi.
Maka tepatlah GOBAYBO memafkan anda dan kalian yang lain.
Saya masih ingat betul tujuh sumber daya kuat “MOTO HIDUP” yang selalu
telah tersedia untuk saya : cinta, nikmati, jalani, syukuri doa,
memaafkan dan pengampunan. Saya harus selalu memaafkan musuh saya,
karena saya tidak pernah tahu kapan saya harus bekerja dengan mereka.
Tidak ada balas dendam begitu lengkap selain pengampunan.
Satu hal yang
masih saya ingat dengan baik adalah setiap saat saya memaafkan dan
melupakan.
Saya merasa tidak memaafkan menjadikan saya dipenjara oleh pembicaraan
tanpa bukti dan oleh kelakuan anda, dihantui keluhan bodoh yang tidak
memungkinkan mendapat kehidupan yang baru.
Tidak memaafkan mengunci
tindakan dan respon akan kemarahan dan balas dendam, gayung bersambut,
yang semakin menjadi. Sedangkan pengampunan membebaskan saya dan anda.
Maka harga sebuah pengampunan memang sangat mahal. Karena itulah
barangkali saya mengatakan sulit untuk mengampuni. Tetapi justru karena
mahal itulah, maka saya harus mengejar dan meraih nilai suatu
pengampunan.
Harga suatu pengampunan jelas tidak dibeli oleh materi,
uang, harta, pangkat dan kedudukan apapun. Harga suatu pengampun dibeli
dengan kasih, pengorbanan, kerendahan hati, persaudaraan dan kelemah
lembutan.
Kalau saya mengatakan sulit mengampuni, sekali lagi, itu adalah
realita.
Namun jangan katakan saya tidak mau mengampuni. Itu adalah
justru sikap pembrontakan akan nilai kasih yang dicanangkan oleh iman
dan agama saya. Kalau saya mengatakan tidak mau mengampuni berarti saya
telah berseberangan misi Yesus dan ajaran Gereja saya yang jelas
mendorong dan mengajak saya untuk memaafkan dan mengampuni.
Peribahasa ini menjadi kesimpulan saya : “Siapa yang menanam, Dia yang
akan Menuai”
Kita pasti pernah mendengar peribahasa ini, “Siapa menanam, pasti dia
yang akan menuai.” Maksudnya, jika seseorang menanam kebaikan, maka ia
akan menuai kebaikan pula. Dan jika seseorang menanam kejelekan, maka ia
akan menuai hasil yang jelek pula. Hukum ini mengatur hidup kita.
Dan
bersifat pasti. Sama seperti hukum gravitasi. Jika kita melompat dari
gedung tingkat 5, kita pasti jatuh ke bawah dan mati (kecuali jika kita
superman).
Banyak sekali keluh kesah yang bakal muncul, tatkala manusia mengalami
hal buruk atau hal yang tidak menguntungkan.Bukan karena disebabkan oleh
sebuah kesadaran ,namun lebih cenderung pada akibat dari sebuah
keinginan dan iri, pada dasarnya keinginan dan iri tersebut sudah
disusun matang dengan sebuah perencanaan yang rumit dan terperinci.
Dengan dalih apapun, manusia sering malakukan upaya-upaya untuk melawan
keadaan yang tidak menguntungkan ini, entah dengan menggunakan dalih
apapun.yang penting keinginan dan iri mereka tercapai atau terlaksana
sesuai yang direncanakan.
Ada sebuah sisi yang terkadang selalu dilupakan oleh umat manusia dalam
mengarungi kehidupan dengan berbagai aspek hidup.
Bahwa sesungguhnya
posisi perencanaan manusia sebebenarnya bukan satu-satunya penentu
keberhasilan sebuah keinginan dan iri, namun pada kahakekatnya ada
sebuah kekuatan besar yang mengendalikan alur kehidupan dunia fana
adakal kekuatan UGATAME.
Sadar atau tidak, setuju atau pun tidak maka
fakta ini tidak dapat terbantahkan.
Ukuran dalam skala kecil, semisal bahwa ada sebuah keberhasilan yang
dicapai ataupun sebuah kegagalan yang dirasakan oleh setiap individu
ternyata terjadi diluar kendali dan bahkan datangnya dengan tanpa
diduga-duga, maka fakta ini semakin menonjol terbaca oleh hati, pikiran
dan panca indera dengan jelas dan gambling, namun sayangnya kita sering
tak mampu menangkap kebesaran UGATAME.
Dalam skala yang besar, bahwa jika sudah waktunya maka jika terjadi
sebuah revolusi pikir, revolusi social ataupun reformasi politik dan
hukum, maka sepatutnya kita sekalian mengakuinya bahwa hal tersebut
adalah bagian dari Kehendak TEGEE.
Tipu daya dan reka yasa, sesungguhnya tidak akan berhasil jika semuanya
itu berlandaskan trik dan akal-akalan, karena sesungguhnya hal-hal yang
timbul dari pada reka daya pada hakekatnya sangat rapuh dan tidak
bertahan lama, kendati tersusun rapi dan terorganisir selayaknya SARANG
LABA-LABA.
Bahwa kita sekalian sudah pasti mengakui adanya KEBENARAN, yakni hukum
alam yang segala prinsip-prinsipnya sudah ditetapkan oleh Yang Maha
Kuasa Sang Pencipta Alam semesta. Bahwa barang siapa menabur maka sudah
pasti akan memanen, barangsiapa menanam maka sudah pasti akan memetik
hasil.
Intinya bahwa, segala sesuatu hal yang terjadi pada setiap individu
adalah karena ulah perbuatan sendiri. Sehingga tidak benar jika lantas
kita menuding orang lain adalah penyebab datangnya musibah ataupun hal
yang buruk. Karena pada hakekatnya semua itu adalah hasil perbuatan diri
sendiri. Kejahatan akan membalasnya dengan kejahatan pula, kebaikan
akan membalas dengan kebaikan pula sehingga hasilnyapun sama.
By : Yance Gerpan Gobay
0 komentar:
Posting Komentar