This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Tampilkan postingan dengan label Diskusi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Diskusi. Tampilkan semua postingan

Senin, 10 Maret 2014

Diskusi Asdei: Budayakan Membaca dan Menulis

 Oleh, Yustinus Tebai

Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Deiyai (IPMADE) Yogyakarta dan Solo kembali menggelar diskusi yang ke 45. 
Diskusi kali ini dibawahkan oleh Donatus Bidaipouga Mote dengan judul “Budayakan Membaca dan Menulis” (kamis, 06/03/ 2014).     

Sebelum mulai diskusi, pemateri mengaku diri bahwa, sebenarnya saya bukan seorang wartawan dan juga saya bukan penulis yang sudah diakui oleh publik tetapi karena teman-teman memberikan kepercayaan untuk membawahkan materi tentang menulis maka saya membawahkan materi pada kesempatan ini. Untuk lebih jelasnya tentang menulis maka kita musti ikut pelatihan jurnalis. Demikian awal kata Donatus B.Mote mahasiswa APMD jurusan pemerintahan.

Memang kita akui bahwa, setiap manusia mempunyai talenta masing-masing. Ada orang yang hanya bisa menulis tetapi tidak bisa bicara yang baik, ada orang yang bisa berbicara vokal tetapi belum bisa menulis, ada orang yang bisa bicara dan bisa menulis. Itulah bagian dari manusia yang mempunyai kelebihan dan kekurangan.

Namun demikian, lanjut Donatus, dengan melihat situasi Papua yang terus terjadi sampai hilangnya martabat orang Papua sebagai manusia maka ya dan tidak atau mau dan tidak anak muda sebagai generasi Papua bisa menuliskan atas situasi yang sedang terjadi itu. Paling tidak, anak muda Papua sedikit bisa menulis artikel atau opni. Hal ini dikarenakan banyak peristiwa yang terjadi depan anak muda Papua tetapi karena belum bisa menulis atau belum bisa dituangkan dalam bahasa tulis maka tidak dipublikasikan di media.

Sebenarnya, menulis ini tidak harus hanya wartawan atau yang memiliki gelar di Universitas tetapi siapa pun dia dan dimana saja berada bisa menuliskan sebuah tulisan asalkan adanya kemauan dan keinginan untuk menuangkan gagasan atau fakta dalam bahasa tulis.

Tulisan-tulisan itulah yang akan mendatangkan revolusi. Omongan-omongan itu belum tentu membawah perubahan dalam kehidupan tetapi fakta telah membuktikan tulisan-tulisan itulah yang mendobrak tembok-tembok raksasa yang sedang mengelapkan kehidupan manusia yang sesungguhnya.

Pada masa kegelapan dengan carut-marutnya duniawi, seperti India, Afrika dan daerah jajahan lain saat itu, mereka mendobrak dengan gagasan-gagasan kebenaran melalui tulisan. Demikian juga dengan perubahan pembangunan dalam Negara Indonesia. Saat ini Indonesia dikenal dengan penulis-penulis terpopuler. Gagasan-gagasannya dituangkan dalam tulisan dan menjadi konsep dalam pembangunan.

Benarkah kiranya bahwa peradaban ini berkembang karena tulisan, bukan omongan. Bayangkan kalau Aristoteles, Plato, M. Weber dll, mereka tidak menuliskan pikiran-pikiran berarti apa konsep kita saat ini?. Bayangkan seandanya Soekarno, Gus Dus, Nurkhois Majid, dan Amin Rais hanya bisa berbicara, mungkin saat ini kita tidak bisa menulusuri pikiran-pikiran mereka? Dan bayangkan kalau orang Papua tidak bisa menulis sejarah bangsa dan semua peristiwa, apa yang akan menjadi sejarah? Itulah bagian dari perbandingan dan menumbuhkan semangat menulis, Kata Donatus yang juga aktis menulis berita-berita di media Timipotu News.

Lanjut, memang menulis adalah menguras waktu, pikiran, tenaga, dan dana. Namun, satu hal yang musti dipikirkan oleh generasi muda Papua adalah, di tengah-tengah dunia yang menglobal ini, disampin berbicara harus ada tulisan sebagai bahan publikasi serta menuangkan ide-ide cermalang sebagai bagian dari sumbangsi dalam pembangunan. Apalagi bangsa yang sedang dijajajah. Harus budayakan menulis untuk melawan penjajahan tersebut sebab apabila melawan dengan omongan dan tindakan tentu hanya tinggal nama saja di bumi ini.

Lalu bagaimana dengan Papua, yang tanpak masih disebut daerah primitif  atau istilah lain orang mengatakan Papua adalah wilayah ketinggalan zaman itu? Siapa kiranya Papua asli yang berani menyatakan pendapatnya untuk menembus batas-batas kanal intelektual?. Siapa pengganti penulis-penulis yang ada saat ini untuk tetap menari-nari dengan tinta? Inilah spirit awal dalam memberanikan diri untuk menuliskan peristiwa, sejarah, pendapat, dan lainnya. Tambahnya.

Pintu masuk untuk menulis dan pencerahan dalam menulis adalah selain membaca buku, rajin membaca realitas dengan mata, telinga kita. Kenapa demikian? Karena tiada tulisan yang lebih sempurna tanpa adanya fakta atau peristiwa. Artinya, dalam tulisan apapun harus disesuaikan dengan fakta yang sudah terjadi. Selain itu, setelah melihat fakta atau membaca situasi maka pikiran kritis sebagai manusia akan lahir sendirinya. Nah, tidak cukup kalau hanya ada pikiran kritis tapi belum bisa menulis. Oleh karenanya, budayakan menulis sejak dini agar bisa aktualisasi dalam tulisan atas pikiran-pikiran kritis itu.

Sebetulnya kalau kita lihat dengan saksama, menulis itu tidak terlepas dari kenyataan atau bagian dari pengamatan, pembacaan situasi, peristiwa, dan akan memberikan harapan. Namun kita belum juga membudayakan menulis itu. Hal itu kita musti akui sebab memang pada dasarnya manusia itu sudah ditentukan kelebihan masing-masing oleh Sang Pencipta. Bukan berarti kita diam begitu saja tetapi paling tidak sedikit bisa menuliskan sebagai dasar dalam perubahan.

Sebetulnya menulis bukanlah pekerjaan berat tetapi kalau kita mau menjadi penulis atau sedikit bisa menulis maka tinggal menghubungkan indra manusia dengan kata Tanya. Artinya sesuai dengan pembacaan situasi itu membawa dalam pertanyaan. Seperti, mengapa begini? Mengapa begitu? Atau bisa juga mengunakan 5 W,1 H. Apa, Kenapa, Kapan, Dimana, Bagaimana?. Kemudian, memberikan solusi dengan sebuah pertanyaan bagaimana seharusnya. Inilah titik masuk dalam dunia menulis dalam eksplorasi pengetahuan yang memberikan jejak-jejak keberhasilan pencerahan dan revolusi ilmu pengetahuan.

Satu hal lagi yang perlu kita catat bahwa melalui menulis, benih-benih multikulturalisme akan tersebar. Dari siklus ini, tulisan-tulisan akan menjadi alat untuk memahami dan memaknai peradaban.

Selain itu, pemateri juga menemukan beberapa spirit dalam menulis yaitu, KEMAUAN, KEBERANIAN, PENGETAHUAN,dan KETRAMPILAN. Walaupun kita ikut jurnalis, walaupun kita ikut diskusi tentang menulis tetapi kalau tidak ada kemauan berarti percuma saja. Oleh sebab itu, sebagai generasi muda Papua musti ada kemauan untuk menulis dan menulis. 

Dalam pembahasan selanjutnya Mote juga menghubungkan dengan Budayakan Menulis dan Membaca dalam sebuah pertempuran, Seorang tentara tentu membawah senjata dalam perang tetapi kalau belum ada peluruh sangat tidak mungkin menembak musuh. Sama hal juga dengan menulis. Generasi muda Papua memiliki pikiran kritis, pengentahuan yang baik tapi belum bisa menuliskan berarti tidak akan merubahkan tatanan kehidupan manusia pada jaman kekejaman kolonialis ini.

Setelah adanya penjelasan-penjelasan tentang menulis, pemateri juga kembali mengatakan bahwa; budayakan membaca dan menulis itu bukan hanya membaca apa yang ada dalam buku tetapi supaya membudayakan dalam menulis maka perluh membaca situasi yang sedang berkembang, peristiwa yang sedang terjadi, dan masalah yang ada dalam kehidupan manusia Papua itu sendiri. Yang dimaksud budayakan membaca itu adalah bukan hanya membaca buku tetapi baca situasi dan peristiwa sebab hal itu akan mempermudah dalam menulis, kata Mote.

Pemateri juga menjelaskan bagaimana cara menulis dan bagaimana cara melahirkan ide atau gagasan dalam penulisan.

Bagaimana manemukan ide atau gagasan?
Ide itu bisa muncul dari berbagai sumber. Ide dapat didengar, melihat, membaca, dan melalui pengalam hidup sendiri maupun dari dari pengalaman hidup orang lain. Selain itu, ide akan muncul ketika adanya sikap pro aktif dan kritis dalam menangapi realitas yang didengar, dilihat, mapun dibaca. Ide itu bisa juga ditemukan melalui kekgiatan-kegiatan seperti melalui diskusi, seminar, olah raga dll. 

Bagaimana merumuskan ide yang menarik dan kritis?
Agar tahu ide yang akan kita kembangkan menjadi tulisan menarik, ada baiknya kita menemukan pembanding terlebih dahulu. Yang dimaksud pembanding adalah karya-karya lain yang pernah ada. Ide atau gagasan yang sama perlu dicermati perbedaan sudut pandang, perspektif ataupn argumentasinya. Dengan melakukan perbandingan, kita bisa mengolah ide menjadi lebih menarik dan lain dari pada yang lain.

Misalnya, penulis tergerak oleh berbagai kasus pembunuhan. Langkah selanjutnya, penulis mencari tahu mengenai pembahasan ide tersebut oleh penuli-penulis lain. Apabila ide tersebut sudah angkat oleh orang lain maka bisa dituliskan dari perspektif atau sudut pandang yang berbeda pula.

Spirit Menulis
Dalam dunia menulis, membutuhkan tiga hal yang saling berkaitan yaitu, mau (kamauan), tahu (pengetahuan), dan trampil (ketrampilan).

Kemauan
Kemauan adalah dorongan dalam hati yang menggerakan untuk bertindak. Kemauan atau keinginan menulis bisa disebabkan oleh hal-hal yang berasal dari luar diri, karena ditugasi atau dwajidkan. Ada perbedaan antara menulis kakrena adanya kemauan dalam diri dan  karena ditugaskan atau diwajidkan.

Pengetahuan
Pengetahuan adalah kekayaan dalam menulis dan mengenai teknis tuli menulis dari isi tulisan. Supaya tulisan lebih menarik dan divariasi dengan kata-kata maka haruslah membutukan pengetahuan. Hal ini bisa diciptkan dengan banyak membaca, berdiskusi, banyak melihat, mengamati, dan mendengar.

Ketrampilan
Ketrampilan menulis adalah penggabungan yang harmonis antara daya otak dan daya tangan. Dengan membiasakan diri untuk terus menulis, maka dengan sendirinya kemampuan menulis akan terasa dengan baik. Ketrampilan adalah aksi nyata seseorang yang mau bertindak dan tahu cara melakukannya.

Langkah awal menulis

Menurut Brouwn, dalam judul bukunya “latihan menulis” mengatakan, kita belajar berjalan dan berbicara, tetapi untuk belajar berenang dan menulis merupakan hal yang khusus, tingkah laku yang harus dipalajari. Manusia akan belajar berenang jika ada air yang dapat meredam seluruh tubuh dan biasanya bila ada yang mengajarinya. Demikian dengan belajar menulis tentu ada yamg mengajarinya. Langkah-langkah menulis:
Menemukan ide
Menentukan sikap atas ide tersebut (menyetujui, mengkritik, menolak, membmerikan solusi)
Mencari angle atau sudut pandang yang berbeda dari pembahasan terhadulu
Mencari argument untuk mendukung dan menguatkan sikap
Menentukan judul
Merumuskan pokok-pokok pikiran.

Proses menulis

Memilih topik, merumuskan tema
Topik. Persoalan atau masalah yang akan dibahas harus sudah dibatasi atau difokuskan. Seluruh karangan hendaknya membawa dan mengingatkan perhatian pembaca kepada salah satu ide pokok yang merupakan inti tulisan. Dari ide pokok kemudian dirumuskan dalam kalimat lengkap, menyatakan maksud dan pendirian penulis mengenai tema yang akan dibahas.

Tema adalah pemersatu seluruh tulisan. Bila menghadapi topik yang masih kabur atau sangat luas, kita lebih dulu mencari dan menentukan temanya, untuk membatasi pembicaraan.

Dalam pmilihan topic atau perumusan tema mestinya menimbang empat hal yakni; menarik atau tidak, mendesak atau tidak, mampu menuliskan atau tidak mampu menuliskan, kecukupan data atau tidak kecukpan data.

Membuat peta pikiran
Cara yang sangat baik untuk menghasilkan dan menata gagasan sebelum menulis adalah dengan menyusun peta pikiran. Metode ini membantu menulis yang bisa menerima rasa penarasan, ketidaktahuan, dan berbagai hal yang tanpak kacau menjadi sistemik.

Mengunakan kata-kata kunci.
Cara ini juga akan mempermuda dalam menulis. Ketika kata-kata kunci sudah ditemukan maka tulisan akan menjadi mudah dan gampan.

Memanfaatkan bahasa
Tulisan yang bagus memaparkan soal yangkongkret dan spesifik. Salah satu caranya adalah mengukan kata-kata atau menghindari kata-kata yangmembuat orang lain tersinggung atau membuat orang lain binggung.

Menilai kembali tulisan
Cara ini untuk menilai, apakah tulisa itu berbobot atau tidak, datanya sudah cukup atau tidak, pengunaan katra sudah profsional atau tidak dan yang lainnya.

Edit kembali
Cara ini untuk membaca kembali sambil memperhalus kata, bahasa, kalimat dan menyempurnakan tulisan dengan ide atau gasan awal yang ada dalam alam pikiran penulis.

Yang sangat menarik dari diskusi ini adalah pemateri mengatakan, walaupun saya bukan penulis, apabila teman-teman mempunyai semangat untuk menulis maka kita akan belajar bersama. Saya harap dalam satu minggu kita bisa menulis satu tulisan sebagai bagian dari awal pembelajaran menulis dan tulisan tersebut kita akan lihat bersama-sama pada malam minggu di asrama Deiyai. Ya, nanti kalau ada dana dari ikatan pelajar dan mahasiswa Deiyai, kita akan undang pemateri untuk bisa memberikan pelatihan jurnalistik. Namun, sementara tidak ada dana, kita manfaatkan tenaga yang ada sebagai untuk mengetahui dasar-dasar dalam menulis, demikian kata pemateri “Donatus Bidaipouga Mote” yang saat ini menjabat sebagai sekrataris IPMADE YOGLO. (Admin)
Sumber: http://timipotu.blogspot.com

Rabu, 05 Maret 2014

Cara Bergaul Yang Baik di Kalangan Mahasiswa

Semarang-Kamis (27/2) Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Nabire, Paniai, Dogiyai dan Deiyai (IPMANAPANDODE) Semarang-Sala Tiga mengadakan diskusi dengan topik “Cara Bergaul Yang Baik di Kalangan Mahasiswa”. Biro Pendidikan mengangkat topic ini karena bertolak dari kenyataan bahwa diperlukan pengetahuan yang memadai  mengenai cara bergaul yang baik agar hal  tersebut diterapkan dalam lingkungan sekitar tempat tinggal, kampus dan organisasi sehingga  tidak terjebak dalam pergaulan yang kurang baik. Topik diskusi tersebut dikaji berdasarkan tiga hal yakni, pergaulan individu-individu, individu-kelompok dan kelompok-kelompok.  Dari diskusi tersebut dapat disimpulkan beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika hendak bergaul dengan orang lain.
  1.   Mempersiapkan diri
  2.    Bahasa tubuh yang ramah/halus
  3.   Tata bahasa yang digunakan
  4.    Hindari perdebatan  
  5.    Jangan memuji
  6.    Menjadi pendengar yang baik
  7.    Kejujuran
  8.    Saling percaya
  9.    Berpikir positif (positif thinking
  10.    Usahakan agar kita yang pertama menyapa


 Selanjutnya yang perlu dilakukan dalam membangun relasi antara lain. Pertama, menanyakan hal-hal yang sudah pasti seperti nama, alamat dan kampus. Kedua, biasakan saling menyapa dan menanyakan kabar agar relasi yang sudah dibangun tetap terjaga dengan baik. Ketiga, Pandai memposisikan diri dalam pergaulan dan kenalilah lebih jauh orang yang kita ajak bergaul karena pada dasarnya ada pergaulan yang mempunyai dampak positif dan juga dampak negatif terhadap diri kita. Jadi, perlu ditumbuhkan pola pikir yang bertolak dari filosofi orang Mee “Dou, Gai, Ekowai” agar mampu mendapat manfaat yang baik dari pergaulan yang dibangun. (John)



Kamis, 27 Februari 2014

MONITORING DAN PENGAWASAN LEMBAGA MITRA DAN PESERTA BEASISWA SEMARANG _YOGYAKARTA



Monitoring dan pengawasan dari Lembaga Pengembangan Masayarakat Amungme dan Kamoro terlebih khususnya  dari  Biro Program Pendidikan LPMAK Timika masing-masing mitra yang ada di Semarang dan Yogyakarta.

Tim monitoring dan pengawasan terdiri dari 3 orang  yang mengunjungi beberapa mitra kerja Semarang dan Yogyakarta sebagai berikut Oktovian Jangkup sebagai kepala Bagian Program Beasiswa Seluruh Indonesia dan Di luar Negeri, Ben Auparai SE sebagai Staf Keuangan bagian  pembayaran,.......   
Oktovian Jangkup dalam monitoring dan pengawasan yang dilakukan oleh Biro Program Pendidikan LPMAK Timika dengan tujuan Untuk  mengetahui sejauhmana akurasi data berikut melihat tingkat keberhasilan sebuah program yang dijalankan masing-masing Mitra,  Melihat dan mengukur perkembangan peserta beasiswa Pelajar dan Mahasiswa  Semarang maupun Jogyakarta. Kata, Oktovian Jangkup

            Tambakan oleh Ben Auparai SE bahwa tujuan kami monitoring Mitra kerja dan peserta beasiswa dibidang pendidikan dan keuangan. Program kerja yang sudah jalankan oleh masing-masng mitra kerja dan Laporan Pertanggung jawaban yang sudah pernah  kirim itu apa sesuai dengan dilapangan atau tidak karena butu ketelitian dalam ini. Dan juga kami terjun langsung lapangan terutama  kekampus-kampus sesuai dengan database peserta beasiswa LPMAK apa laporan mitra benar-benar aktua. Karena sebelumnya kami terima berupa laporan tertulis maka kami perlu membukikan apakah peserta beasiswa dan lembaga Mitra membuat sedemikian rupa. Kata Ben

Biro Program Pendidikan LPMAK Timika mengunjungi beberapa lembaga mitra terutama yang ada di Semarang yaitu Yayasan Binterbusih , Universiatas Katolik  Soegijapranata Semarang, Universitas Diwantoro Nusantara Semarang, Universitas 17 Agustus 1945, Universitas Bank Semarang pada hari Senin 06 Mei 2013, pukul 09.00-14.00. 

Hasil yang diharapkan dalam rangka monitoring dan pengawasan oleh Biro Program Pendidikan LPMAK Timika untuk melihat dari  perkembangan peserta beasiswa dan Mitra kerja sangat luar biasa memberikat apresiasi kepada mitra-mitra dan peserta beasiswa dan kekurangan-kekurangnya kedepan perbaik  bersama ketiga pihak baik itu LPMAK, Mitra-mitra  kerja dan Peserta Beasiswa agar kedepan lebih baik dan mencetak Sumber Daya Manusia Timika yang berkualitas, berkompeten adil, jujur, makmur, trampil, jiwa pemimpin, jiwa bertanggung jawab,  berjiwa membanga Daerah serta masyarakat khusunya  Timika dan pada  umum Papua. (Ayo)

MAHASISWA ASAL YEPODA SEJAWA DAN BALI MENYIKAPI ISU PEMEKARAN DISTRIK DI KABUPATEN DOGIYAI

Sejumlah Pelajar dan Mahasiswa Yamekopa dan Apikopa Yewei Pouya Dadiyai (YEPODA) Se_Jawa dan Bali; telah mengadakan pertemuan seputar menyikapi isu yang sedang beredar dikalangan  masyarakat Dogiyai bahwa bupati dan wakil bupati berencana mau melakukan penambahan Distrik baru di kabupaten Dogiyai. pada hari Sabtu 13 Februari 2013, bertempat Asrama Dogiyai Yogjakarta, pukul 8.00 - 11.30 WIB .

Dalam pertemuan ini  langsung dipimpin oleh  Ambrosius Yobee mahasiswa kota study semarang. Peserta yang hadir hanya kota study semarang dan kota study  Yogyakarta  dengan jumlah 13 peserta rapat yang tergolong dari apikopa dan yamekopa daerah Yepoda. Untuk kota study lain yang tidak bisa hadir sesuai dengan undangan melalui sms karena alasan utama sibuk dengan kuliah

 Agenda inti pertemuan ini yang pertama  Mengumpulkan isu-isu yang sedang berkembang seputar pemekaran distrikYEPODA dari setiap peserta yang hadir saat pertemuan. Yang kedua Mengumpulkan pendapat setiap peserta tentang penolakkan dan menerima disertai alasannya kehadiran Distrik YEPODA. Ternyata isu pemekaran distrik itu sendiri berasal dari ada 3 elemen yaitu:

  (a) Dari bupati dan wakil bupati melalui program pembangunan tahunan. Menurut kami program ini tanpa mengukur dampak positif yang akan terjadi setelah adanya pemekaran distrik tersebut hadir ditengah-tengah masyarakat Yepoda karena selama ini banyak masalah yang sudah terjadi tidak pernah diselesaikan oleh pemerintah setempat dan juga distrik yang sudah dimekarkan sebelum pemekaran kabupaten Dogiyai dari kabupaten induk saja sampai saat ini tidak pernah ada pembangunan utama yaitu masalah pembangunan jalan yang menghubungkan ibu kota kabupaten ke ibu kota distrik dan demikian pula dari distrik ke desa yang untuk memperlancar ekonomi kerakyatan supaya harga bahan pokok kebutuhan masyarakat tidak terjadi melebihi daya beli masyarakat setempat,

   (b). Ketua DPRD Dogiyai dan anggota legislatif lain yang juga mendukung program bupati dan wakil bupati tanpa mengedepankan tupoksi mereka bahwa DPR adalah perpanjangan tangan dari rakyat untuk memperjuangkan hak-hak utama masyarakat,
   (c). Isu pemekaran di dukung juga dari beberapa senioritas intelektual yang sudah bekerja tanpa duduk membicarakan terima dan tolak atas isu kehadiran distrik didaerah Yepoda tetapi mereka ini juga berjuang mati-matian secara diam-diam hanya mengejar jabatan tanpa mengukur dan tanpa punya perencanaan yang matang.

     Kami anak-anak YEPODA untuk beberapa tahun kedepan tetap menolak untuk penambahan distrik didaerah YEPODA  yang rencananya bupati kasih nama KAMUU TENGAH karena:
   1.   Sumber daya manusia yang sedang mengenyam pendidikan, yang sudah dan yang sudah bekerja sangat minim atau bisa dihitung dengan jari dibanding dengan daerah lain dikabupaten Dogiyai. Kami tidak mau terjadi kecemburuan sosial yang nantinya kaum intelektual harus musuh dengan kepala distrik dan staff distrik hanya karena yang bekerja di kantor distrik bukan asli Yepoda.

  2.   Penempatan kantor distrik dan seperangkat distrik yang lain dan juga nantinya akan penambahan pihak kemanan secara otomatis perlu tanah untuk gedung kantor dan tempat tinggal, maka semua itu perlu mengadakan kesepakatan bersama dengan semua elemen yang ada didaerah yepoda itu sendiri. Karena kalau sudah disepakati bersama pasti dengan sendirinya akan jelas akan jelas apa yang diinginkan oleh masyarakat YEPODAbersama pasti dengan sendirinya akan jelas apa yang diinginkan oleh masyarakat Yepoda.

   3. Pemerintah kabupaten Dogiyai tidak punya peraturan daerah yang menjamin kenyaman warga dan arah pembangunan yang bisa mewujudkan motto kabupaten “Dogiyai Dou Ena”

 Kalau pemekaran distrik tetap dilaksanakan oleh pemerintah daerah kabupaten Dogiyai tanpa mengedepankan beberapa asalan penolakan kami diatas kami mahasiswa sebaiknya pemerintah harus memperhatikan berapa hal dibawah ini :
  1. Perluh adanya pengawasan dan ketegasan terhadap penggunaan dana pembangunan sesuai program yang dinaikkan kepada pemerintah melalui sidang anggaran tahunan dari setiap distrik teruma distrik yepoda nanti. Dengan demikian penggunaan dana apapun yang turun ke setiap distrik tersebut untuk pembangunan daerah akan berjalan dengan baik untuk menjawab motto kabupaten “Dogiyai Dou Ena”.
   2. Selama ini kami menilai pemerintah sudah memanjakan masyarakat dengan bantuan-bantuan musiman seperti dan respek, dana BBM dan bantuan Raskin yang secara tidak langsung budaya kerja masyarakat sudah terkikis dan ditambah lagi dana selama 5 tahun karateker tidak tercapai sesuai program yang sudah ditetapkan melalui sidang anggaran. Kalau hal kebiasaan ini pemerintah tetap biarkan arah kemajuan daerah Dogiyai dan kesejahteraan sangat suram dari angan-angan kita bersama. Sehingga untuk mengatasi hal ini sebaiknya pemrintah dogiyai harus punya program untuk menyediakan fasilitas atau peralatan kerja dan bibit peternakan dan pertanian yang nantinya masyarakat bisa kelolah sumber daya alamnya sendiri, supaya masyarakat bisa merasakan hasil kerja mereka sendiri dengan demikian pemerintah akan bisa mengangkat produktifitas ekonomi kerakyatan dan pendapatan daerahpun secara otomatis akan meningkat. 

   3. Siapapun orang yang bupati lantik sebagai kepala distrik baiknya kasih sesuai dengan bidangnya sendiri dan perlu mengkuru juga dari pengalaman kerja serta paling penting juga seorang bupati harus melihat kedekatan orang yang dikasih jabatan distrik dengan masyarakat supaya pembangunan bisa bekerja sama.

   4. Setiap penerimaan penerimaan PNS perlu ada jatah mewakili daerah Yepoda tanpa mengharapkan syarat apapun, supaya bisa kembali mengabdi distrik tersebut.

   5. Pemerintah kabupaten harus mampu membina dan memberdayakan putra-putri asli Dogiyai melalui pengiriman mahasiswa murni dengan biaya pemerinta dibidang pendidikan dan kesehatan serta yang sudah pegawai negeri pemerintah perlu memberikan kepercayaan dengan pembagian tugas kerja tetapi perlu adanya pengawasan dari pemerintah kabupaten.

     Menurut kami beberapa poin diatas perlu mengutamakan dalam membangun daerah kabupaten pada umumnya dan pada khususnya daerah Yepoda nantinya. (Ayo)

Senin, 24 Februari 2014

Pentingnya Pendidikan bagi Semua Orang


Sejumlah anggota Ikatan Pelajar Mahasiswa Nabire Paniai Dogiyai Dan Deiyai (IPMANAPANDODE) Semarang; telah mengadakan Diskusi seputar perkembangan Pendidikan di Papua khususnya Nabire, Paniai  Dogiyai & Deiyai pada hari Jumat 26 Oktober 2012, bertempat Sekretariat IPMANAPANDODE Semarang, pukul 18.00- 20.00 WIB. Diskusi ini rutin mingguan oleh Ikatan Pelajar Mahasiswa Nabire Paniai Dogiyai Dan Deiyai (IPMANAPANDODE) Semarang.
Ada dua hal menjadi agenda penting yang dibicarakan  dalam diskusi tersebut. Dalam diskusi ini dibahas mengenai seputar Perkembangan Pendidikan di Papua, al;
·         Perkembangan sekolah dasar (SD) di Kab. Nabire Paniai Dogiyai dan Deiyai  serta fasilitas yang dimilikinya.
·         Kualitas & Kuantitas Guru sangat mempengaruhi perkembangan Murid Sekolah Dasar.
         Pendidikan;
       Apa itu Pendidikan? Apa manfaat dari Pendidikan itu? 
Ø  Proses membawa manusia dari apa adanya kepada bagaimana seharusnya
Ø  Apa adanya merupakan kondisi objektif manusia, keadaan manusia dengan semua potensi, kemampuan, sifat dan kebiasaan
Ø  Bagaimana seharusnya adalah suatu kondisi yang diharapkan terjadi pada diri manusia, berupa perubahan perilaku dalam aspek cipta, rasa, karsa dan karya manusia yang berlandaskan dan bermuatan nilai-nilai yang dianut.

     Pendidikan adalah;
Ø  Proses membantu manusia berkembang secara optimal dan perkembangan ini sesuai dengan potensi dan sistem nilai yang dianut.
Ø  Proses aktif berkembang sebagai pribadi, anggota masyarakat.

Dalam Diskusi Rutinitas tersebut, Yusak Iyai, Mahasiswa UNTAG 1945 Semarang, Fakultas Hukum, Jurusan Administrasi Negera, ia komentar  banyak tentang seputar Perkembangan Pendidikan di Papua khususnya Daerah pedalaman; ia mengatakan Awal dari kehancuran pendidikan di papua adalah setelah diberlakukan Undang-undang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua Nomor 21 Tahun 2001; maka, pendidikan di Papua sangat disayangkan, jauh lebih baik dahulu dari pada sekarang karena beberapa hal yang mendasari; al:
1.Nasip guru tidak diperhatikan oleh Pemerintah.
2.Guru ambisi jabatan di Pemerintahan, Kemudian ia menambahkan; Bila suatu sekolah ingin maju maka, Guru yang  akan bertugas benar-benar memiliki jiwa ideology Nasionalis agar ia tidak muda goyang dengan situasi dan kondisi apapun yang akan merubah daerah,  dan disamping itu Pemerintah Daerah (PEMDA) maupun juga kepada masyarakat harus mendukung;           Menurutnya; Maju dan tidak suatu Sekolah tergantung pada guru yang akan bertugas di daerah. 
Untuk itu ada dua hal yang perlu diperhatikan oleh guru al, adalah:
1.   Metode pembelajaran yang dipakai disetiap sekolah dasar harus diruba, Karena tidak sesuai dengan keadaan kondisi lingkungan setempat. Misalnya; AYAH MAKAN ROTI – AYAH MAKAN NOTA
2. Seorang kepala SD harus benar-benar jiwa membangun dalam arti mampu mendidik anak dengan memakai berbagai metode, kemudian tidak korupsi, sehat jasmani rohani.

Menurutnya, kedua hal ini menjadi catatan penting bagi para guru yang akan bertugas di Kabupaten Nabire, Paniai Dogiyai maupun Deiyai khususya dan pada umumnya Papua. Dengan demikian tentu saja akan maju dan berkembang. Apabila Pemerintah Daerah, Tokoh agama, tokoh adat, masyarakat setempat, tidak diperhatikan Pembangunan maka, kapanpun angka buta huruf terus akan naik dan kualitas Murid akan menurun. Ini menjadi masalah besar bagi generasi Papua kedepan.

Kemudian, Piet Yobee, Mahasiswa Universitas Wahit hasaim, Jurusan Hubungan Internasional. ia menambahkan tentang 3 macam Pendidikan yakni; Pendidikan Formal, Pendidikan Non Formal & Pendidikan Informal.
  1. Pendidikan Formal,
    • Metode pengajaran harus diruba sesuai kondisi daerah setempat,
AYAH PERGI KE SAWAH itu harus dirubah dgn AYAH PERGI KE KEBUN Kalimat seperti ini, harus diperhatikan. Tujuannya adalah Murid SD bisa mengerti/memahami.
    • Kualitas (mutu) & Kuantitas (jumlah) tenaga pengajar harus diperhatikan.
Kualitas & Kuantitas tenaga pengajar ini memang factor utama yang harus diperhatikan oleh PEMDA, dan Masyarakat setempat. Misalnya; Saat  Penerimaan Pegawai Negri Sipil (PNS). Panitia Penerimaan Pegawai Negeri Sipil (PNS) itu benar-benar harus diseleksi Ijasah, apakah ijazah beli atau benar-benar orang tersebut pernah kuliah, terutama Bagi mereka yang memakai Ijazah Guru, karena guru-guru seperti itu biasa terjadi adalah asal menamatkan murid SD; tanpa perhatikan Kualitas Murid, padahal tidak tahu menulis, membaca dan berhitung; jika hal ini terus terjadi maka apa yang akan terjadi? Yang Jelas bahwa beberapa tahun kemudian pendidikan dikabupaten Nabire Paniai dan Dogiyai akan hancur, untuk itu perlu juga harus diperhatikan lebih khususnya kepada Pemerintah Daerah, maka tanggungjawabnya siapa, yang salah sebenarnya itu siapa; apakah guru, Murid pemerintah daerah. bagi guru (tenaga pengajar ) yang ijazahnya beli ini memang benar-benar tidak memiliki moral dan ini   mengacaukan pembangunan daerah. untuk itu, apabila kedapatan para guru yang ijazahnya beli maka pemerintah daerah tegas dan berhak memberi sangsi agar kedepan tidak terjadi lagi dikabupaten dogiyai sebagai dikabupaten Baru.

    • Fasilitas Sekolah dasar yang memadai. al; Gedung sekolah, Rumah guru dan lainnnya.
Pada umumnya gedung-gedung sekolah baik sekolah dasar (SD) SMP, maupun SMU, kurang memadai fasilitasnya sehingga banyak keganjalan-kaganjalan yang terjadi selama proses belajar mengajar berlangsung.
  1. Pendidikan Non Formal &
    Pendidikan diterapkan oleh Orang tua al:
    • Ilmu Gizi & Moralitas
    • Komponen harus dilengkapi, contoh: Kursus-Kursus & Pelatihan-Pelatihan
  1. Pendidikan Informal
    • Pendidikan tambahan yang diperolehnya.
Menurutnya; kita sebagai mahasiswa, kesempatan besar untuk mencari informasi tentang pendidikan sebanyak-banyaknya agar nantinya bisa mengimplementasikan ke masyarakat umum karena selama ini Masyarakat kita khususnya dari Kab. Nabire, Paniai Dogiyai  dan Deiyai belum mengerti/memahami benar pentingnya akan pendidikan.  

                        Tambahan oleh Martinus Tagi  Mahasiswa UNTAG 1945 Fakultas Hukum, Jurusan Atministrasi Negara : Di Papua banyak Perguruan Tinggi (PT) yang mengeluarkan sarjana-sarjana namun sarjana-sarjana itu kurang professional, kualitas dan kompeten dalam kerjanya sampai saat ini. Untuk itu, teman-teman yang sedang kuliah paling tidak menguasai 60% bidang yang ditekuni, disamping itu menguasai Kursus-kursus dan pelatihan-pelatihan, apabila kita menguasai Kursus-kursus dan pelatihan-pelatihan maka kita akan membangun suatu daerah melalui kegiatan-kegiatan diatas ini. untuk itu, selama mahasiswa ini kesempatan besar untuk belajar semaksimal mungkin. Sebagai seorang Mahasiswa jangan mengharapkan pemerintah daerah saja untuk membangun daerah tetapi mari kita bersatu antara PEMDA, tokoh adat, tokoh agama, kaum intelek dan Masyarakat bersama membangun Nabire, Paniai Dogiyai Dan Deiyai agar kedepannya lebih baik. Ia juga mengajak kepada teman-teman mahasiswa agar berfikir yang inovatif dan merubah diri, jangan berfikir egois karena ini nanti mengakibatkan perpecahan antar kampung, marga, dll. Inti dari pada pembicaraannya adalah; bagaimana seseorang  merubah diri agar nantinya bisa merubah sesama yang lainnya. Ujarnya

Pendapat dari Natalis Iyai Mahasiswa TMIK Profesi, Fakultas Ilmu Komputer, Jurusan Teknik Informatika bahwa Masalah perkembangan pendidikan Sekolah Dasar di Kab. Nabire, Paniai Dogiyai dan Deiyai; masalah Ini memang sulit apabila hanya sebatas bicara-bicara saja. Banyak orang berfikir untuk membangun daerah berbagai namun kadang hanya menjadi impian, karena unek-unek tertentu yang terpendam didalam dirinya, mengapa orang terlebih dahulu berfikir baik namun kemudian merubah apa yang dipikirkan sebelumnya (tidak memegang prinsip),  untuk itu, sebagai kaum intelek harus ambil bagian untuk membangun daerah karena perubahan ada ditangan kaum intelek. Mahasiwa jangan harapkan pemerintah saja tetapi alangkah baiknya ambil bagian untuk membangun daerah.

Kita datang belajar bukan hanya santai-santai, namun berfikir yang inovatif kemudian berfikir demi orang banyak.  Oleh karena itu, usahakan belajar berfikir jauh kedepan apa yang akan lakukan demi masyarakat. karena perubahan itu tidak datang begitu saja dari surga; namun, perubahan itu membutuhkan waktu yang lama pula, dan perubahan itu ada ditangan Kaum Intelek, tokoh agama, tokoh adat, serta masyarakat pada umumnya. Sebaiknya hal seperti diatas inilah yang harus pikirkan bersama, kalau memang Kabupaten Nabire, Paniai Dogiyai  dan Deiyai ingin maju dari semua keterbelakangan.

Terima Kasih Telah Berkunjung
Judul:Pentingnya Pendidikan bagi Semua Orang
Ditulis Oleh:Ambrosius Yobee
Jika mengutip harap berikan link DOFOLLOW yang menuju pada artikel ini. Sesama blogger mari saling menghargai. Terima kasih atas perhatian anda

Selasa, 11 Februari 2014

Pemerintah juga ada ketergantungan yang jelas dengan Masyarakat



Pemerintah juga ada ketergantungan yang jelas dengan Masyarakat
A.     Kelemahan pemerintah
B.      Kekuatan pemerintah
C.      Ancaman pemerintah
D.     Solusi untuk pemerintah
             I.        Kelemahan pemerintah
a.       Belum ada kerja sama yang baik antara pemerintah dengan masyarakat;
b.      Tidak ada koordinasi anatara mahasiswa dengan pemerintah.
c.       Pemerintah libatkan masyarakat secara lansung dalam permainan politik;
d.      Masih belum bangun permainan politik yang baik;
e.      Tak mampu membuat undang-undang sendiri/perda yang mantap.
f.        Pemerintah juga tak mampu mengontrol setiap sekolah mutu/keaktifan mengajar;
g.       Semua aturan diikuti terus dari pemerintah pusat saja;
h.      Belum ada perda yang mampu hadirkan ditengah masyarakat.

           II.        Kekuatan pemerintah
a.       Pemerintah mengalokasikan dana pemerintah yang jelas.
b.      Pemerintah alokasikan dana perkembangan ekonomi rakyat;
c.       Pemerintah juga alokasikan dana untuk pendidikan.
d.      Pemerintah menyediahkan fasilitas sekolah;
e.      Pemerintah menyediahkan rumah sakit umum.

         III.        Ancaman dari pemerintah sebagai berikut:
a.       Sekolah-sekolah menjadi telanjang akan tenaga pengaja;
b.      Ekonomi rakyat tingkat pertumbuhannya tidak terkontrol baik oleh pemerintah.
c.       Salah menempati dalam dalam PNS sehingga kerja tidak maksimal.
d.      Pelayanan kesehatan dirumah sakit juga tidak dikontrol baik.
e.      Berikan uang Cuma-Cuma kepada rakyat menjadikan timbulnya kemalasan bagian mereka.
f.        Banyak beras raskin hadir juga melupakan cara bercocok tanam yang kelak.

         IV.        Solusinya untuk pemerintah sebagai berikut:
a.       Jangan ada program pemerintah tentang dana respek dari provinsi.
b.      Jangan pemerintah mengajak masyarakat untuk malas berkebun melalui beras raskin;
c.       Kedepan jika pemerintah telah berikan uang banyak kepada dinas kesehatan maka perluh ada. pengecekan apakah benar laksanakan sesuai atau tidak;
d.      Sama pula bahwa dengan pendidikan jika uang alokasikan maka penting ada pengecekan dari pemerintah kepada sekolah-sekolah.
e.      Pemerintah juga menyediahkan tenaga medis maupun rumah sakit sesuai dengan porsinya.
f.        Pentingnya membuka koperasi-koperasi unit desa untuk tingkatkan potensi yang telah dimiliki oleh masyarakat setempat;
g.       Saling ada interaksi yang jelas maka terhubung kerja sama dengan masyarakat.
h.      Penting diadakannya diskusi public dengan kepala-kepala desa maupu RT/RW untuk menengok kembali semua perjalanan ekonomi, pendidikan, dan kesehatan lampau agar kedepan berjalan tanpa adanya koslet ditengah jalan.
i.         Pemerintah menyediahkan tempat jual yang baik bagi mama-mama agar tidak ada masyarakat lagi jualan diatas Alaskan tikar maupun daun pisang; ( Ayo)


Terima Kasih Telah Berkunjung
Judul : Mahasiswa sebagai Penyambung Lidah dari Masyarakat Kepada Pemerintah
Ditulis Oleh:Piet Yobee sebagai Notulensi dalam Diskusi Terbuka IPMANAPANADODE Semarang dan Salatiga
Jika mengutip harap berikan link DOFOLLOW yang menuju pada artikel ini. Sesama blogger mari saling menghargai. Terima kasih atas perhatian anda