This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Tampilkan postingan dengan label polhum. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label polhum. Tampilkan semua postingan

Minggu, 11 Mei 2014

Aktivis Pembela HAM: Perlu Evaluasi Penempatan Brimob di Dogiyai

Aktivis Pembela Hak Asasi Manusia (HAM) dari Keadilan, Perdamaian dan Keutuhan Ciptaan (KPKC) Gereja KINGMI Papua, Yones Douw mendesak pemerintah dan Kapolda Papua segera evaluasi kembali penempatan Brimob di Kabupaten Dogiyai karena salah menggunakan alat negara yang mengarah pada pelanggaran hak asasi manusia di Dogiyai.

Hal ini menanggapi insiden penembakan kalau warga Dogiyai mendatangi pos Brimob guna menanyakan perihal insiden kecelakaan maut di Epeida, dan penembakan oleh Brimob terhadap warga sipil di Dogiyai.

Kata Yones, masyarakat mendatangi pos Brimob bukan menyerang tetapi kedatangan masyarakat hanya meminta pertanggungjawaban dari sopir penabrak.

"Siapa saja dan bangsa manapun juga itu kalau keluarga yang mati secara tidak wajar itu pasti ada reaksinya karena bagian dari kekecewaan. Masyarakat datang ke mako Brimob itu bukan bagian dari melampiaskan emosi, tetapi itu mereka mau datang tanya," ungkapnya di Nabire, Sabtu (10/05) siang.

Menurutnya, Brimob seakan-akan menganggap warga Dogiyai adalah musuh negara sehingga melakukan penembakan secara emosional dengan menggunakan alat negara. Brimob tidak menanggapi kedatangan warga secara serius untuk diusut masalahnya secara tuntas.

Ia menambahkan, kasus pelanggaran HAM oleh Brimob di Dogiyai dalam beberapa tahun terakhir telah dilakukan dua kali sehingga penempatan korps Brimob harus dievaluasi kembali.

"Brimob sudah dua kali dan berkali-kali melakukan kasus di Dogiyai, jadi soal itu bupati Dogiyai dan Polda Papua harus evaluasi kembali karena Brimob sudah mengeluarkan darah orang Dogiyai dan nanti juga mereka akan melakukan hal sama yang mengarah kepada pelanggaran hak asasi manusia," tuturnya mengkritik.

"Pelanggaran hak asasi manusia itu menggunakan alat negara seperti sangkur dan senjata, jadi itu murni aparat melakukan pelanggaran hak asasi manusia, bukan orang mati. Melukai orang, mengeluarkan darah orang lain, mencederai orang lain terus menghilangkan bentuk tubuh lain itu sudah pelanggaran hak asasi manusia. Jadi, kami dari pembela hak asasi manusia meminta penempatan Brimob dan Kopassus di Dogiyai harus dievaluasi".

Ia juga bertanya alasan penabrak mencari perlindungan di pos Brimob, bukan di kantor polisi yang nota bene sebagai penegak hukum serta lebih dekat dengan lokasi terjadinya tabrakan maut.

Sebagai pembela HAM, ia merasa Polda mempermainkan perasaan masyarakat Dogiyai karena kasus berdarah Dogiyai sebelumnya hingga kini belum pernah diusut tuntas. Kasus ini pun, ia kurang percaya untuk akan ditangani.

Hal ini karena dari waktu ke waktu hanya ada janji akan diusut tuntas di depan masyarakat mengenai kasus yang bersentuhan dengan HAM, tetapi fakta di depan hukum tidak pernah terealisasi.

"Sampai hari ini Kapolda masih belum tuntaskan kasus Dogiyai yang lalu, dan kasus ini pun pasti Kapolda tidak akan tuntaskan karena orang Papua yang ditembak itu tidak ada nilai bagi Indonesia ini, sekali lagi, orang Papua yang ditembak atau orang Papua yang ditabrak itu tidak ada harga bagi negara ini," tutupnya (
Mateus Ch. Auwe)
( Sumber dari :http://majalahselangkah.com)

Selasa, 25 Maret 2014

Penarik Gerobak Ini Optimistis Jadi Anggota Dewan

Usai menolak gerobak, Basri Taher, calon anggota DPRD Kota Ambon saat membagikan kartu nama miliknya kepada salah seorang warga di kelurahan Waihaong Ambon, Selasa (25/3/2014).

AMBON, Basri Taher seorang tukang gerobak di Ambon yang maju sebagai calon anggota DPRD Kota Ambon mengaku optimistis mampu terpilih sebagai anggota DPRD, meski tak punya dana kampanye.

Ditemui di kawasan Waihaong, Selasa (25/3/2014), Basrti menuturkan langkahnya untuk maju sebagai anggota DPRD Kota Ambon.

“Saya ini maju karena disuruh oleh teman-teman seprofesi, pas waktu ditawari pengurus PKS saya langsung terima,” kata dia.

Basri mengungkapkan, karena minim biaya kapanye dia hanya bisa menyiapkan kartu nama dan tidak bisa membuat baliho, ataupun spanduk seperti untuk sosialisasi seperti yang dilakukan caleg lain.

“Harga baliho dan spanduk terlalu mahal, saya hanya bisa membuat kartu nama itupun dibantu oleh teman-teman,” akunya.

Demi meraih simpati masyarakat agar dapat memilihnya, Basri yang hanya lulusan SMA ini mengaku hanya mengandalkan silaturahim dengan warga. Meskipun demikian dia juga mengaku selalu menyisihkan uang hasil menarik gerobak untuk digunakan sebagai dana sosialisasi.

”Biasanya setiap hari saya bisa dapat Rp 50.000, dari pendapatan itu saya sisihkan Rp 20.000 untuk beli kopi dan rokok buat persiapan saat berkunjung ke rumah warga, itu saja,” ungkap Basri.

Selain dengan cara tersebut, saat beraktivitas sebagai tukang gerobak Basri tak lupa membawa serta kartu namanya untuk diberikan kepada warga.

Meski bermodal pas-pasan namun dia tak berkecil hati untuk bersaing dengan caleg lainnya. Menurutnya, dengan kesederhanaan dan apa adanya warga akan menilai dan memberikan suara kepadanya saat pencoblosan nanti.

“Saya sadar banyak caleg mengandalkan uang, namun bagi saya uang bukan segalanya, jadi saya tidak berkecil hati, saya percaya diri dengan kerja keras saya dapat terpilih nanti,” ujarnya.

Dia menceritakan pekerjaan sebagai tukang gerobak telah dilakoninya sejak tahun 1999 silam, namun pada tahun 2009, dia sempat berpindah profesi sebagai cleaning service di sebuah rumah sakit di Ambon. Namun, saat ini dia kembali menekuni pekerjaannya kembali sebagai tukang gerobak.

“Semua itu tidak membuat saya harus malu. Kalau saya malu untuk apa saya harus bersedia menjadi caleg,” kata dia sambil senyum.

Dia berjanji jika terpilih menjadi anggota DPRD Kota Ambon, dia akan memperjuangkan nasib teman-teman seprofesinya. Dia juga berjanji akan memperjuangkan nasib masyarakat miskin di Kota Ambon yang tidak diperhatikan pemerintah.

“Saya ini tak punya apa-apa jadi saya dapat merasakan apa yang dirasakan orang miskin. Kalau Tuhan berkehendak dan saya terpilih nanti saya akan memperjuangkan nasib teman-teman saya dan juga masyarakat miskin agar tidak lagi hidup susah seperti saat ini,” kata dia.(Rahmat Rahman Patty/Admin)

Sumber :http://regional.kompas.com

Minggu, 23 Maret 2014

PATOLOGI POLITIK MEUWODIDE DI ZAMAN SERBA BISA BOM PECAH BELAH SEROTAN

 Penulis Oleh : Agus Mote

PARTAI POLITIK
Patologi politik "Zaman serba bisa", siapa mau siapa berani yang penting ada modal kertas warna sah. adalah politik yang sangat mengesankan kepada masyarakat umum baik jelata maupun di kalangan intelektual pernah menjadi mantan politik terpengalaman, tidak sabar lagi karena atas gelisa-gelisa perkembangan dunia politik situasional. 

Bukan humor cerita lagi di depan mata kenyataan reaksi bereaksi menjadi berkepala politik kebenaran dan politik penipuan di bibir belur lidah bergoyang bagai ular memantau jalan kompasnya mengendali kepala diri.

Patologi politik menjadi Pecah serotan belah dua arti sangat mencekam dalam aktifitas politik di kalangan masyarakat meuwodide yang begitu serba bisa kepala tanpa menyatu moncongnya. 

Berbagai partai politik menjadi usut agenda siapa saja bisa daftar adalah bisnis total dengan memaksa hal yang pentingkan bagi masyarakat jelata. Faktorial yang memicu pada batin adalah membawa batin menyakiti jiwa dan membangkitkan semangat atas kesakitan jiwa pada masyarakat jelata, apa arti politik semua bungkam, apa arti ilmu politik semua bungkap, hanya sependek kata uang yang semua tau menahu sekiranya ilmu politik itu segampang standing runding.

Mengaku dirinya semua masyarakat jelata dan mantan politik menjadi rundingan berlida profesor politik di medan memakai master-master partai politik di lapangan. Master ilmu politik yang luar biasa tanpa konseptor yang ideal begitu depn mata. 

Patologika politik adik lawan kakak sangat luar biasa selepas dari darah keluarga atau antar sesama siapapun merasa dunia ini bisa dan ungkapan kau kecil dan kau tidak tau apa-apa. Adalah salah satu politik serotan belah dua satu ikatan keluarga menjadi bubar ikat gabung keluarga lain adalah lawan balik dirinya.
Patologi politik sangat faktorial di zaman siapa bisa ini adalah :
1. Tinggalkan Pegawai negeri daftar calon DPR; terjadi meuwodide
2. Tinggalkan Guru daftar calon DPR; terjadi meuwodide
3. Tinggalkan Mantri daftar calon DPR terjadi di meuwodide
4. Mahasiswa Tinggalkan Sekolah daftar calon DPR terjadi di meuwodide
5. Tinggalkan DPR daftar calon DPR kembali, terjadi di meuwodide
6. Tinggalakn Kebun masyarakat daftar calon DPR, terjadi di meuwodide

Masyarakat lain jadi bingun dan bahan cerita diantara patologi politik yang di lakukan meuwodide ini sangat reaksi, melupakan diri mereka sendiri nyawa jadi jerat politik. 

Pihak pemberi suara sangat membingungkan karen calon adik dan kakak keluarga jadi ricuh serotan menjadi belah dua sangat di sayangkan politik belur "adik mati dan kakaknya hidup maju dan sebaliknya.

Perlu di prediksi bahwa apa arti politik mainan terbuka terbisa di antara berbagai politik humor atau ceritra nyata di depan mata rakyat sendiri jadi gelisah sepanjan hidup akan bungkam sakit jiwa nyawa belur.

Patologi politik Outonomia plus menjadi otonomi semua individu manusia selayak bisa, apa arti partai politik bisa berpidato pendapat berlida lidaan, gula-gula manis dari jakarta bertangan panjang, bisa di benahi. 

Masyarakat meuwodide seharusnya perlu ketahui patologi politik unpan balik dari jakarta Faktor keselamatan atau faktor membawa arus genoside diantara politik halus siapa bisa. Mari kita lihat faktorial politik di lapangan apa yang terjadi; selamat sukses dengan sehati pupuk hidup sebuah rotan bela dua; "pahami apa arti politik patologika reaksi-bereaksi tanpa pandang adik kakak" 

Sumber : Facebook Agusmote Papua'ns Di https://www.facebook.com/groups/deiyainews/permalink/850482214968603/



Jumat, 21 Maret 2014

KPU Papua Belum Penuhi Panggilan ORI Papua


Ketua KPU Provinsi Papua, Adam Arisoi. Foto: Ist.

  Ketua KPU Provinsi Papua, Adam Arisoy belum memenuhi panggilan pertama dari Ombudsman Republik Indonesia (ORI) Perwakilan Papua terkait laporan dugaan pelanggaran aturan seleksi calon anggota KPU Kabupaten Kepulauan Yapen.

Asisten ORI Papua, Fernandes Jaya P. Bonay mengatakan, surat panggilan sudah dilayangkan sejak minggu lalu. Namun Ketua KPU belum ke kantor ORI Papua di Entrop, Jayapura.

"Ada laporan dari masyarakat tentang dugaan penyimpangan prosedur dalam proses rekrutmen calon anggota KPU Kabupaten Kepulauan Yapen beberapa bulan lalu," kata Bonay di Jayapura.

Dalam surat pengaduan nomor 106 dan 10/LM/PAP/XII/2013 terkait laporan masyarakat atas nama Petrus Herman Mansarai dan Yusuf Ruamba, dua calon anggota KPU Kabupaten Kepulauan Yapen, disebutkan pokok persoalannya yakni dugaan ketidakadilan dalam proses seleksi pada September 2013.

"Kegiatan uji kelayakan dan kepatutan dilakukan tiga kali. Dari sepuluh orang yang ikut, ada calon yang ternyata masih aktif sebagai anggota parpol. Kemudian, satu orang yang lolos dan dilantik telah merubah namanya tiga kali," jelas Fernandes Bonay.

Ketua KPU Papua, Adam Arisoi mengatakan, belum bisa memenuhi panggilan ORI karena ia selama beberapa hari keluar daerah.

Undangan ORI, kata Adam, akan segera dipenuhi. "Saya baru tiba di Jayapura, jadi nanti saya akan ke kantor ORI." (Syo)
Sumber :http://majalahselangkah.com

RAKYAT PAPUA EKSIS DI BARA POLITIK KEPARTAIAN; KEMERDEKAAN PAPUA BARAT BUNGKAM

 By : Agusmote Papua'ns
Era transmisi antara politik Kemerdekaan Papua Barat dan politik penjajahan negara colonial Indonesia semakin ricuh bungkam kambing hitamkan di era pro actions teknologi liberal.
Hal ini suatu problema yang perlu memecahkan masalah antar sesama bangsa dan antar sesama negara; karena mempunyai sejarah yang bungkam tumpah tindih politik ke politik adu domba berlanjut.

Namun Rakyat papua Eksis dengan politik kepartaian kampanye negara colonial Indonesia mencalonkan diri DPRI, DPRPRO, DPRD, PILPRES semakin rame kompanye di pelosok pulau papua yang begitu membawa atribut sesuai 34 partaian Indonesia. Adalah tawaran projek politik oleh negara Indonesia ke rakyat papua barat sistem “siapa berani siapa bisa” dalam pemilihan dan lobi. Sebagai bagian dari projector politik adu domba antar politik perjuangan kemerdekaan dan politik penjajah, diartikan politik antar negara mempunyai sejarah tahun kemerdekaan 1961 Nieu Guinea papua barat lawan 1945 indonesia.

“Semua politik partai rebutan dewan sebagai bagian dari persiapan diri menjadi perwakilan rakyat yang memenuhi syarat pada pemekaran-pemekaran propingsi dan kabupaten baru yang sedang menampungkan atas kekurangan tenaga kerja dan pro kontra dalam pencapaian, atas desakan pusat Jakarta koloni”

Semua pencalonan pada setiap partai “siapa bisa siapa berani” adalah salah satu bagian dari factor efek baik dan buruk dalam sistematika kehidupan rakyat pribumi papua barat. Efek buruk sudah mencapai puncak atas gengsinya jadi DPR sebagai salah satu rudal antar sesama kemanusiaan murni. Efek baik hanya sepele nama DPR dalamnya sudah terkandas dengan tekanan-tekanan gengsi politik kemenangan pemilihan.

Projector politik negara Kolonial Indonesia ke negara papua barat sistematikanya; adalah politik penjajahan liberal yang di permainkan oleh negara Indonesia koloni Jakarta semakin membara diantara rakyat papua.

Rakyat papua siap eksis semua politik penjajhan negara colonial Indonesia, karena semua politik penjajahan mengantarkan ke negara republic papua barat akan tercapai di muka dunia. Rakyat papua bungkam rame-rame kompanye politik begitu terkesan dengan pawai-pawai liberal partai dengan di penuhi ketentuan.

Walaupun rakyat papua eksis politik kepartaiaan, perjuangan Politik kemerdekaan papua barat lebih dari politik itu tidak lama akan tiba diatas tanah papua barat untuk menhapuskan dan geserkan negara colonial Indonesia .

Maka kompanye perjuangan kemerdekaan papua barat perlu dengan semangat situasikan sesuai dengan kompanye-kompanye politik partai colonial Indonesia.

Eksis Kompanye partai politik colonial hanya simbolitaskan; kompanye hati dan pikiran kebangkitan merdeka kebebasan bangsa dan negara republic papua barat 1961 karena berangkat dari dara daging, rambut kriting, kulit hitam, dan pulau, tanah, alam dan udara geografis papua Melanesia )
SETELAH papua barat merdeka menjadi DPR akan kaya raya, kalah dari DPR colonial Indonesia)*
LAWAN dari pena sosialisasikan tekno network

 Sumber : Facebook , Agus Mote

Minggu, 16 Maret 2014

Konflik Timika: Konfilk Antar Kelompok, Ada yang Bermain


Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) Komite Kota Yogyakarta tidak sepakat dengan pemberitaan media yang mengatakan bahwa konflik di Timika merupakan perang suku, seperti diberitakan beberapa media nasional.

Menurut AMP, perang suku di Papua mempunyai aturan yang jelas, salah satunya, punya jangka waktu perang yang ditentukan oleh kedua belah pihak. Perang suku melihat korban, jika korban banyak yang berjatuhan maka pasti ada perdamaian.

Hal tersebut disampaikan Roy Karoba, Mantan Ketua Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) dari Asrama Kamasan I Papua di Yogyakarta, Jumat (15/3).

"Orang tua kami sudah meninggalkan perang suku sejak dulu. Karena perang suku mempunyai pontensi ketika hidup masyarakat Papua dalam kelompok-kelompok. Tetapi perang suku sakarang tidak ada, kami juga sudah hidup tersebar," jelas Karoba.

Karoba menjelaskan, konflik terjadi terkait batasan wilayah.

"Konflik ini bukan perang suku karena kalau media mengatakan bahwa perang suku, maka akan memicu konflik baru. Konflik bias terjadi diantara moni dan dani yang mendiami di berbagai wilayah di Indonesia," tutur Roy.

Jika demikian, siapa yang menjadi aktor dibalik konflik antar warga di Timika?

AMP menduga kuat, perusahaan, pemerintah dan aparat kemanan Indonesia bermain di dalam konfik di Timika," duga Karoba.

Telius Yikwa sebagai sekretaris AMP Komite Kota Yogyakarta membenarkan bahwa konflik di Timika konflik antar kelompok, dan bukan perang suku.

"Pemerintah, Kemanan, dan lembaga-lembaga yang terkesan diam dalam menangani masalah ini," kata Yikwa.

Sementara Wenas Kobogau, aktivis AMP lainnya menjelaskan, konflik di Timika itu hanya soal tapal batas antata Moni dan Dani sudah aman, dibicarakan oleh kepala suku. Tetapi konflik ini timbul ketika Yudas Zonggonau ditembak dari dalam hutan hingga mengenai dada dan tembus di belakang dada.

"Pelaku belum diketahui," tutur Kobogau.

"Karena pelakunya belum diketahui, suku moni menggap bahwa pelakunya adalah suku Dani. Tetapi hingga saat ini belum diketahui," ungkapnya.

Emanuel Gobay, staf Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Yogyakarta menduga bahwa Konflik yang terjadi di Timika adalah konflik yang dipelihara oleh negara, perusahaan atau kepentingan pihak tertentu, karena konflik di Timika dinilainya cukup lama ada, dan belum terselesaikan hingga saat ini. (Admin)

Penulis : Agustinus Dogomo
Sumber :http://majalahselangkah.com

Sabtu, 15 Maret 2014

STOP…! MIMBAR GEREJA JADI KAMPANYE POLITIK

Ketika saya mengikuti Acara Ibadah hari minggu,  tepat pada 16  februari 2014, salah satu gereja di Papua di Timika. Ada pengumuman  warta jemaat disampaikan oleh perwakilan pengurus Jemaat setempat  bahwa “ kita harus mendukung Pemilihan legislatife tingkat kota (DPR), propinsi (DPRD), dan Pemilihan Presiden, kita dukung doa dan kita ke  Tempat Pemilihan Suara (TPS) supaya kita memilih orang yang dekat dengan kami, tutur diatas Podium/mimbar gereja. 
Lalu kita pilih adalah sama dominasi gereja supaya kedepan gereja  kita menjadi kuat. Jadi tanggal 9 april 2014 kita harus ke tepat pemilihan. Dia juga lebih tegas bahwa kita harus berdoa kepada KPU daerah dan Pusat, begitu penyampaikan tulang pugung gereja itu, didepan jemaat
“Lalu saya kaget, pendengar suara dari “Mimbar Gereja” bahwa desakkan pimpinan pengurus gereja setempat,  gereja bersuara dengan “Mimbar gereja jadi Kampanye Politik”. Pada hal kedatangan saya  ke-gereja tujuan beribadah tetapi konsentrasi saya terbagi ketika mendengar hal tersebut.”
Apakah hal ini diwariskan  dalam Visi dan misi Gereja bahwa mendukung agenda Pemerintah, termasuk pemiluh, gereja juga ikut terlibat. Sedangkan Gereja di podium/mimbar gereja sebagai tempat mengampaikan suara kebenaran Firman Allah.
 Gereja seharusnya, menyatakan kebenaran yang selama ini ruang demokrasi di Papua dibumkam militer (TNI-POLRI) dan pemerintah Indonesia. Gereja harus berbicara kemanusian yang selama ini terjadi diPapua banyak umat manusia dimusnakan oleh militer Indonesia. Seharusnya bicara itu.
Lebih disayangkan lagi kondisi Papua khususnya Timika, perang antar suku diciptakan oleh Inteljen hingga kini masih terlihat masyarakat  tauma dan tahut keluar malam.  kemudian gereja hanya diam dan tidak bertindak. Gereja hanya sibuk calon dan mengkampanye Partai politik Indonesia. Jemaat sebagai basis masa memenagkan anggota Legislatif.
Layak kah..? Podium/mimbar  Gereja cocok untuk  membicara untuk mengkampanyekan partai politik..? saya secara pribadi menilai tidak cocok untuk hal ini. Karena Podium/mimbar  Gereja cocok untuk  menyampaikan Firman Allah, dan hal-hal terkait dengan kebenaran serta warta gereja mengangkut dengan pelayanan.
Stop… ! Podium/Mimbar Gereja menjadikan  kampanye politik. Perlu ketahui bahwa Partai politik hanya sandiwara belaka, tak ada jalan keluar hanya ada janji-janji palsu, berujung pemusnaan Etnis ras suku, agama, buadaya. Gereja jangan murahan, harus mandiri, wujudkan visi dan misi  Tuhan Yesus sebagai Juruslamat Manusia, maka Gereja selamatkan umat manusia Papua yang terhilang dalam kemuliaan kegelatan Indonesia, selamatkan manusia Papua dengan berbicara kebenaran Sejarah Papua hingga Papua Merdeka.  
Stop…! Gereja jadi basis pendukung Legislatif. Gereja bukan tempat basis masa untuk kepentingan Penjajah Indonesia. Ingat…! Legislative (DPR), Eksekutif (Pemerintah) Yudikatif (Militer)  Indonesia tidak memihak pada orang Asli Papua. Kepentingan mereka hanya perluasan kekuasaan wilayah Indonesia, dan Ekonomi kekayaan alam Papua. (Admin)


Sumber : www.umaginews.com

Minggu, 09 Maret 2014

PERANG SUKU TIMIKA, OTAK DIBALIK BIN INDONESIA & PT. FREEPORT



Timika—Perang saudara antar suku ditimika mulai sejak 27 Januari sampai 5 Februari 2013 hari ini, belum ada tanda-tanda berdamai antara kedua kubu. Berbagai elemen pemerintah,  Lemasko, Lpmaka, Kepala suku, Pt. Freeport lipat tangan dan tutup mata.

Hingga  banyak korban kedua kubu mencapai puluhan orang baik perempuan dan laki-laki yang kena anak panah, mereka berobat dirumah sakit RSUD dan Rumah sakit Karitas, ada yang sudah meninggal ada juga yang luka-luka berat dan ringan. Kami belum bisa memastikan jumlah korban dengan identitas lengkap.

 Didalam perang suku banyak oknum terlibat yakni Inteljen Negara Indonesia (Bin), Tni-Polri “Memfasilitasi seperti makanan, minuman, Transportasi", hal itu dikabarkan oleh aktivis gereja setempat melalui Handphone ke media ini.

PT. Freeport Indonesia juga ikut memfasilitasi berupa makanan dan Tranportasi untuk antar jemput menggunakan Bus karyawan  milik PT Freeport. Dari Tembagapura ke Timika, tujuan masyarakat untuk perang saudara dengan suku yang ada ditimika.

Dan dari sumber lain juga mengatakan “Perang suku ini terjadi karena pemerintah membuka jalan trans Timika ke Wagete (Paniai-Nabire) tanpa persetujuan pemilik ulayat tanah, termasuk pemberian ijin kepada pengusaha tanpa sepengetahuan pemilik ulayat tanah.

Toko adat dan Toko agama telah melakukan berbagai upaya penyelesaian konflik ini tetapi sudah tidak sanggup sehingga mereka meminta Pemerintah Provinsi Papua agar segera menyelesaikan polemik yang sudah lama berlangsung ini.

Situasi terakhir kota Timika keadaan  Darurat trauma bagi warga Papua, karena pada malam hari kelompok-kelompok gelap alias BMP, BAIS, BIN juga ikut menakuti dan mengamcam warga sipil dengan menggunakan Mobil kaca gelap berpatroli guna untuk  niat jahat membunuh warga sipil  Papua hal ini juga pengakuan seorang mahasiswa Timika (Ayo)

 Sumber : http://www.umaginews.com/2014/02/perang-suku-timika-otak-dibalik-bin.html

Senin, 24 Februari 2014

HAPUSKAN PEMIMPIN JAGOAN di PAPUA

Pemimpin di Papua pada saat ini seperti jagoan kampungan saja, mereka bertindak seenak sendiri tanpa melihat respon dan kehidupan masyarakat setempat sebagai orang tua mereka. 

Ibaratnya, anak menghabiskan barang milik orang tua, artinya uang maupun barang masyarakat dinikmati seenaknya oleh pemimpin jagoan di papua.

 Munculnya pemimpin jagoan di daerah, di Papua bukan karena kehebatan dan kemampuan mereka tetapi kegelapan mereka dalam pengaturan, pelayanan, pemberdayaan masyarakat mereka sebagai orang tua mereka.

Itulah sekedar gambaran umum atas karakter pemimpin jagoan kampungan di papua. Kapankah bisa berubah kepemimpinan di papua dalam pengaturan kehidupan Orang Asli Papua (OAP). 

Merdeka adalah bebas dari kemiskinan: kemiskinan dalam bidang ekonomi, pendidikan, politik, dan kesehatan masyarakat.Kemerdekaan bukan karena kemenangan dengan perlawanan atau pengakuan. 

Pengakuan atas kemerdekaan adalah ujuang/terakhir dari kebebasan dari kemiskinan. (Admin)


Pentingnya Pendidikan bagi Semua Orang


Sejumlah anggota Ikatan Pelajar Mahasiswa Nabire Paniai Dogiyai Dan Deiyai (IPMANAPANDODE) Semarang; telah mengadakan Diskusi seputar perkembangan Pendidikan di Papua khususnya Nabire, Paniai  Dogiyai & Deiyai pada hari Jumat 26 Oktober 2012, bertempat Sekretariat IPMANAPANDODE Semarang, pukul 18.00- 20.00 WIB. Diskusi ini rutin mingguan oleh Ikatan Pelajar Mahasiswa Nabire Paniai Dogiyai Dan Deiyai (IPMANAPANDODE) Semarang.
Ada dua hal menjadi agenda penting yang dibicarakan  dalam diskusi tersebut. Dalam diskusi ini dibahas mengenai seputar Perkembangan Pendidikan di Papua, al;
·         Perkembangan sekolah dasar (SD) di Kab. Nabire Paniai Dogiyai dan Deiyai  serta fasilitas yang dimilikinya.
·         Kualitas & Kuantitas Guru sangat mempengaruhi perkembangan Murid Sekolah Dasar.
         Pendidikan;
       Apa itu Pendidikan? Apa manfaat dari Pendidikan itu? 
Ø  Proses membawa manusia dari apa adanya kepada bagaimana seharusnya
Ø  Apa adanya merupakan kondisi objektif manusia, keadaan manusia dengan semua potensi, kemampuan, sifat dan kebiasaan
Ø  Bagaimana seharusnya adalah suatu kondisi yang diharapkan terjadi pada diri manusia, berupa perubahan perilaku dalam aspek cipta, rasa, karsa dan karya manusia yang berlandaskan dan bermuatan nilai-nilai yang dianut.

     Pendidikan adalah;
Ø  Proses membantu manusia berkembang secara optimal dan perkembangan ini sesuai dengan potensi dan sistem nilai yang dianut.
Ø  Proses aktif berkembang sebagai pribadi, anggota masyarakat.

Dalam Diskusi Rutinitas tersebut, Yusak Iyai, Mahasiswa UNTAG 1945 Semarang, Fakultas Hukum, Jurusan Administrasi Negera, ia komentar  banyak tentang seputar Perkembangan Pendidikan di Papua khususnya Daerah pedalaman; ia mengatakan Awal dari kehancuran pendidikan di papua adalah setelah diberlakukan Undang-undang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua Nomor 21 Tahun 2001; maka, pendidikan di Papua sangat disayangkan, jauh lebih baik dahulu dari pada sekarang karena beberapa hal yang mendasari; al:
1.Nasip guru tidak diperhatikan oleh Pemerintah.
2.Guru ambisi jabatan di Pemerintahan, Kemudian ia menambahkan; Bila suatu sekolah ingin maju maka, Guru yang  akan bertugas benar-benar memiliki jiwa ideology Nasionalis agar ia tidak muda goyang dengan situasi dan kondisi apapun yang akan merubah daerah,  dan disamping itu Pemerintah Daerah (PEMDA) maupun juga kepada masyarakat harus mendukung;           Menurutnya; Maju dan tidak suatu Sekolah tergantung pada guru yang akan bertugas di daerah. 
Untuk itu ada dua hal yang perlu diperhatikan oleh guru al, adalah:
1.   Metode pembelajaran yang dipakai disetiap sekolah dasar harus diruba, Karena tidak sesuai dengan keadaan kondisi lingkungan setempat. Misalnya; AYAH MAKAN ROTI – AYAH MAKAN NOTA
2. Seorang kepala SD harus benar-benar jiwa membangun dalam arti mampu mendidik anak dengan memakai berbagai metode, kemudian tidak korupsi, sehat jasmani rohani.

Menurutnya, kedua hal ini menjadi catatan penting bagi para guru yang akan bertugas di Kabupaten Nabire, Paniai Dogiyai maupun Deiyai khususya dan pada umumnya Papua. Dengan demikian tentu saja akan maju dan berkembang. Apabila Pemerintah Daerah, Tokoh agama, tokoh adat, masyarakat setempat, tidak diperhatikan Pembangunan maka, kapanpun angka buta huruf terus akan naik dan kualitas Murid akan menurun. Ini menjadi masalah besar bagi generasi Papua kedepan.

Kemudian, Piet Yobee, Mahasiswa Universitas Wahit hasaim, Jurusan Hubungan Internasional. ia menambahkan tentang 3 macam Pendidikan yakni; Pendidikan Formal, Pendidikan Non Formal & Pendidikan Informal.
  1. Pendidikan Formal,
    • Metode pengajaran harus diruba sesuai kondisi daerah setempat,
AYAH PERGI KE SAWAH itu harus dirubah dgn AYAH PERGI KE KEBUN Kalimat seperti ini, harus diperhatikan. Tujuannya adalah Murid SD bisa mengerti/memahami.
    • Kualitas (mutu) & Kuantitas (jumlah) tenaga pengajar harus diperhatikan.
Kualitas & Kuantitas tenaga pengajar ini memang factor utama yang harus diperhatikan oleh PEMDA, dan Masyarakat setempat. Misalnya; Saat  Penerimaan Pegawai Negri Sipil (PNS). Panitia Penerimaan Pegawai Negeri Sipil (PNS) itu benar-benar harus diseleksi Ijasah, apakah ijazah beli atau benar-benar orang tersebut pernah kuliah, terutama Bagi mereka yang memakai Ijazah Guru, karena guru-guru seperti itu biasa terjadi adalah asal menamatkan murid SD; tanpa perhatikan Kualitas Murid, padahal tidak tahu menulis, membaca dan berhitung; jika hal ini terus terjadi maka apa yang akan terjadi? Yang Jelas bahwa beberapa tahun kemudian pendidikan dikabupaten Nabire Paniai dan Dogiyai akan hancur, untuk itu perlu juga harus diperhatikan lebih khususnya kepada Pemerintah Daerah, maka tanggungjawabnya siapa, yang salah sebenarnya itu siapa; apakah guru, Murid pemerintah daerah. bagi guru (tenaga pengajar ) yang ijazahnya beli ini memang benar-benar tidak memiliki moral dan ini   mengacaukan pembangunan daerah. untuk itu, apabila kedapatan para guru yang ijazahnya beli maka pemerintah daerah tegas dan berhak memberi sangsi agar kedepan tidak terjadi lagi dikabupaten dogiyai sebagai dikabupaten Baru.

    • Fasilitas Sekolah dasar yang memadai. al; Gedung sekolah, Rumah guru dan lainnnya.
Pada umumnya gedung-gedung sekolah baik sekolah dasar (SD) SMP, maupun SMU, kurang memadai fasilitasnya sehingga banyak keganjalan-kaganjalan yang terjadi selama proses belajar mengajar berlangsung.
  1. Pendidikan Non Formal &
    Pendidikan diterapkan oleh Orang tua al:
    • Ilmu Gizi & Moralitas
    • Komponen harus dilengkapi, contoh: Kursus-Kursus & Pelatihan-Pelatihan
  1. Pendidikan Informal
    • Pendidikan tambahan yang diperolehnya.
Menurutnya; kita sebagai mahasiswa, kesempatan besar untuk mencari informasi tentang pendidikan sebanyak-banyaknya agar nantinya bisa mengimplementasikan ke masyarakat umum karena selama ini Masyarakat kita khususnya dari Kab. Nabire, Paniai Dogiyai  dan Deiyai belum mengerti/memahami benar pentingnya akan pendidikan.  

                        Tambahan oleh Martinus Tagi  Mahasiswa UNTAG 1945 Fakultas Hukum, Jurusan Atministrasi Negara : Di Papua banyak Perguruan Tinggi (PT) yang mengeluarkan sarjana-sarjana namun sarjana-sarjana itu kurang professional, kualitas dan kompeten dalam kerjanya sampai saat ini. Untuk itu, teman-teman yang sedang kuliah paling tidak menguasai 60% bidang yang ditekuni, disamping itu menguasai Kursus-kursus dan pelatihan-pelatihan, apabila kita menguasai Kursus-kursus dan pelatihan-pelatihan maka kita akan membangun suatu daerah melalui kegiatan-kegiatan diatas ini. untuk itu, selama mahasiswa ini kesempatan besar untuk belajar semaksimal mungkin. Sebagai seorang Mahasiswa jangan mengharapkan pemerintah daerah saja untuk membangun daerah tetapi mari kita bersatu antara PEMDA, tokoh adat, tokoh agama, kaum intelek dan Masyarakat bersama membangun Nabire, Paniai Dogiyai Dan Deiyai agar kedepannya lebih baik. Ia juga mengajak kepada teman-teman mahasiswa agar berfikir yang inovatif dan merubah diri, jangan berfikir egois karena ini nanti mengakibatkan perpecahan antar kampung, marga, dll. Inti dari pada pembicaraannya adalah; bagaimana seseorang  merubah diri agar nantinya bisa merubah sesama yang lainnya. Ujarnya

Pendapat dari Natalis Iyai Mahasiswa TMIK Profesi, Fakultas Ilmu Komputer, Jurusan Teknik Informatika bahwa Masalah perkembangan pendidikan Sekolah Dasar di Kab. Nabire, Paniai Dogiyai dan Deiyai; masalah Ini memang sulit apabila hanya sebatas bicara-bicara saja. Banyak orang berfikir untuk membangun daerah berbagai namun kadang hanya menjadi impian, karena unek-unek tertentu yang terpendam didalam dirinya, mengapa orang terlebih dahulu berfikir baik namun kemudian merubah apa yang dipikirkan sebelumnya (tidak memegang prinsip),  untuk itu, sebagai kaum intelek harus ambil bagian untuk membangun daerah karena perubahan ada ditangan kaum intelek. Mahasiwa jangan harapkan pemerintah saja tetapi alangkah baiknya ambil bagian untuk membangun daerah.

Kita datang belajar bukan hanya santai-santai, namun berfikir yang inovatif kemudian berfikir demi orang banyak.  Oleh karena itu, usahakan belajar berfikir jauh kedepan apa yang akan lakukan demi masyarakat. karena perubahan itu tidak datang begitu saja dari surga; namun, perubahan itu membutuhkan waktu yang lama pula, dan perubahan itu ada ditangan Kaum Intelek, tokoh agama, tokoh adat, serta masyarakat pada umumnya. Sebaiknya hal seperti diatas inilah yang harus pikirkan bersama, kalau memang Kabupaten Nabire, Paniai Dogiyai  dan Deiyai ingin maju dari semua keterbelakangan.

Terima Kasih Telah Berkunjung
Judul:Pentingnya Pendidikan bagi Semua Orang
Ditulis Oleh:Ambrosius Yobee
Jika mengutip harap berikan link DOFOLLOW yang menuju pada artikel ini. Sesama blogger mari saling menghargai. Terima kasih atas perhatian anda

Rabu, 19 Februari 2014

Tidak ada Kata "TIDK BUTUH" Guru

    Dalam sebuah konteks perubahan, tidak ada kata "TIDAK BUTUH" karena kebutuhan Sangat penting dalam memehuhi danmelengkapi apa yang diinginkan oleh kita. untuk itu, kita dengan jelih melihat kebutuhan dan harapan pada waktu yang akan datang. Sehingga dalam hal ini kita tidak lagi 
membandingkan segala sesatu yang telah terjadi di masa lalu, Salah satunya adalah kebutuhan akan tenaga guru.

   Kami juga tidak dipaksakan UKAYAGO menjadi guru di kelas karena sesuai tugas dan panggilan mereka adalah mengayomi dan mengamankan kondisi daerah serta mempertahankan keutuhan wilayah NKRI. Saya sangat tidak setuju dan sakit hati dengan komentar anak mudah paniai yang mengatakan dalam majalah selangkah bahwa Paniai tidak butuh guru, siapa dan dimana tidak butuh guru saat ini? jika tidak butuh guru, paniai akan mau bawa kemana untuk hari esok, saudara-saudaraku, paniai perlu mempersiapkan tenaga guru sebelum menghadapi tantangan-tantangan yang terjadi di masa akan datang di bidang pendidikan, bukan kita bicara tentang kebutuhan yang sudah lalu dan sekarang.


   Jadi maksud kami mengomentari ini adalah bukan kita berkompetisi kemampuan dan kebolehan kita di media berita apapun tetapi kami berbicara tentang ke depan paniai. Karena, jika anak mudah tidak berbicara soa pendidikan, siapa lagi anak mudah yang siap menenentukan arah dan tujuan menuju perubahan pembangunan di segala bidang.


 Dan juga maksud Ka P dan P menolak UKAYAGO jadi guru itu, anak tidak akan masuk sekolah lagi karena mereka takut terhadap UKAYAGO, apalagi kondisi paniai sangat rawan. Jadi saya sangat setuju dengan penolakan beliau.
Sehingga sekarang bapak Ka P dan P dengan komitmen mulai bergerak dan mempersiapkan dana bagi anak mudah paniai yang ingin melanjutkan pendidikan keguruan dan ilmu pendidikan. Kami mohon supaya Ajaklah adikmu dan anakmu untuk menjadi guru untuk menutupi kebutuhan tenaga guru di masa yang akan datang.


 Ipa Nayaikai Peu Mana Kipa maiya.....!

Sumber  : 
 https://www.facebook.com/groups/majalahselangkah/
https://www.facebook.com/yuliton.degei

Selasa, 18 Februari 2014

Tolak Rencana Pemekaran 30 Kabupaten, Mahasiswa Papua Di Makasar Turun Jalan

STUVOPA (Makassar) - Puluhan mahasiswa yang mengatasnamakan Forum Solidaritas Mahasiswa Peduli Rakyat (FSMPR) Papua menggelar aksi unjukrasa, Sabtu (23/11/2013). Aksi yang digelar di depan monumen Mandala, jalan Jenderal Sudirman, Makassar itu, menolak rencana pemekaran tiga provinsi dan 30 daerah otonom baru (DOB) di tanah Papua. 
Dalam orasinya, mahasiswa menilai, pembentukan tiga provinsi dan tiga puluh kabupaten baru hanyalah akal-akalan pemerintah pusat dengan dalih untuk kesejahteraan Papua. Padahal menurut mahasiswa, pemekaran bukan solusi untuk kesejahteraan Papua.
"Kami berfikir, ini hanyalah akal-akalan semata untuk menyenangkan masyarakat Papua," kata Viktor, Kordinator FSMPR Papua, Sabtu siang.

Ia menambahkan, kebijakan pemekaran daerah di Papua merupakan politisasi dengan tujuan khusus seperti upaya eksploitasi Sumber Daya Alam tanah Papua.

Viktor juga mengatakan, jumlah penduduk Papua saat ini masih sedikit sehingga tidak butuh dengan pembentukan daerah baru. Mereka menyebut, pemberian daerah otonomi khusus pun sudah cukup bagi tanah Papua.
Selain soal pemekaran di Papua, mereka juga menyinggung soal program KTP elektronik bagi warga Papua. Mahasiswa menilai, penggunaan E-KTP di Papua dilakukan dengan mengintimidasi masyarakat Papua, bahkan disertai ancaman.

Sementara itu, aksi mahasiswa Papua yang sedang kuliah di Makassar ini mendapatkan pengawalan ketat dari kepolisian dan TNI. Mereka mengancam akan kembali menggelar aksi jika pemerintah memaksakan upaya pembentukan daerah otonomi baru di Papua. (Ayo)

http://suarakolaitaga.blogspot.com/2013/11/tolak-rencana-pemekaran-30-kabupaten.html

Perubahan Pendidikan Papua, Kuncinya Ada Pada Guru


STUVOPA (Semarang)_ Yulianus Madai mengatakan, kunci perubahan dalam pendidikan serta membangun sumber daya manusia berkualitas sepenuhnya ada di tangan guru. 

”Karena perannya yang sangat penting, guru wajib dilibatkan secara aktif dalam perumusan kebijakan pendidikan. Sayangnya, selama ini guru atau organisasi guru tidak dilibatkan secara aktif oleh pemerintah,” kata Yulianus.


Untuk meningkatkan peran guru, Yulianus  mengusulkan agar penanganan guru kembali disentralisasi. Sebab, dengan desentralisasi, guru seperti sekarang. Guru sering dijadikan komoditas politik oleh elite politik lokal. Guru sering dalam posisi terjepit karena dilibatkan dalam aktivitas politik.

Markus Butu menambahkan, kualitas mayoritas guru yang masih rendah bukan sepenuhnya salah guru. Ini disebabkan selama ini guru jarang mendapatkan pelatihan. Oleh karena itu, mulai tahun ini guru akan memperoleh pelatihan berkala secara spesifik pada kebutuhan materi-materi yang dirasa menjadi kekurangan setiap guru.

Lanjutkan oleh  Markus  bahwa pada kesempatan ini mengemukakan, pendidikan menjadi kunci untuk meningkatkan kemampuan bangsa melakukan sesuatu agar bisa bersaing dengan komunitas  Nasional maupun internasional. Kemampuan itu lebih dititikberatkan pada keterampilan dan penguasaan pada teknologi yang sesuai dengan perkembangan zaman modern ini.
Terima Kasih Telah Berkunjung
Judul: Perubahan Pendidikan Papua, Kuncinya Ada Pada Guru
Ditulis Oleh: Ambrosius Yobee
Jika mengutip harap berikan link DOFOLLOW yang menuju pada artikel ini. Sesama blogger mari saling menghargai. Terima kasih atas perhatian anda

Minggu, 16 Februari 2014

Teknik Presentasi Tepat dan Benar

A.    Persiapan
1.      Kuasai materi
2.      Buat outline
3.      Siapkan alat peraga / bantu
4.      Kenali audience
5.      Siapkan kalimat pembuka
6.      Siapkan kalimat penutup
7.      Konsultasi dengan pembimbing

Materi:
a.       Pokok bahasan
b.      Organisasi materi (outline)
c.       Alur pikir yang sederhana dan jelas
d.      Siapkan ringkasan
e.       Antisipasi atas pertanyaan yang muncul

Outline:
a.       Pernyataan masalah
b.      Penyelesaian masalah: Berbagai metodologi alternatif
c.       ide pokok yang mau disampaikan
d.      Simpulan dan rekomendasi

Hadirin:
a.       Penyaji lebih tahu dari pada yang hadir
b.      Apa yang diharapkan hadirin ?
c.       Kenali latar belakang pendidikan dan minat hadirin

Pembuka:
a.       Ucapkan salam/greeting
b.      Jangan terlalu banyak background introduction
c.       Tekankan permasalahan

Penutup:
a.       Kesimpulan
b.      Rekomendasi dan saran
c.       Ucapkan salam dan terima kasih

B.     Pelaksanaan
1.      Sesuaikan materi dengan makalah.
2.      Penguasaan diri
Kuasai:
a.       materi
b.      alat peraga
c.       diri sendiri
d.      Menguasai” forum

3.      Optimalkan komunikasi
a.       Bina relasi dengan hadirin: open mind, eye contact, tidak memunggungi
b.      Gunakan terminologi umum
c.       Elaborasi bahan presentasi (bukan membaca dan menghafal)
d.      Gunakan intonasi dan gerak tubuh yang menarik dan proporsional
e.       Singkat, padat, tepat waktu: bicara tegas –lugas 

C.    Rambu-Rambu
1.                  Keterbacaan
a.       Jumlah kata dalam judul (panduan umum: maks 12 kata)
b.      Jumlah baris (panduan umum: maks 12 baris)
c.       Pilihan jenis huruf (sans sherif)

2.                  Kesederhanaan
a.       Animasi
b.      Bagan
c.       Ikon
d.      Sederhana dan efektif

3.                  Daya Tarik
a.       Warna
b.       Kontras
c.        Audio-visual: animasi,   ikon, musik, movie
d.      Atraktif tapi tidak berlebihan


D.    Latihan

1.      Latihan adalah cara yang paling efektif
a.       Dapat mengurangi kejelekan dalam presentasi.
b.      Melatih transisi antar bagian supaya lebih halus.
c.       Memberi gambaran waktu yang diperlukan
d.      Meningkatkan percaya diri.
2.      Teknik Berlatih
a.       Presentasi di depan hadirin dari kalangan sendiri.
b.      Merekam.

Perhatian khusus dalam berlatih:
·         Tentukan cara mengulang poin utama tanpa terlihat adanya pengulangan
·          Ciptakan transisi antar bagian dan antar presenter dengan mulus
·          Kenali betul alat bantu / alat peraga yang digunakan.
·          Menyiapkan jawaban atas pertanyaan yang kemungkinan muncul
·          Mengembangkan gaya sendiri (be your self)