This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Minggu, 18 Mei 2014

"Akibat Pergaulan Bebas, Anak Remaja Nekad Aborsi"

Bulan 1 : Bu, panjangku itu cuma 2 cm, tapi aku sudah punya badan Bu. Aku sayang Ibu, bunyi detak jantung Ibu jadi musik terindah yang menemaniku di sini.

Bulan 2 : Bu, aku sudah bisa ngisep jari imutku loh! Di sini hangat. Nanti kalau aku sudah lahir ke dunia, Ibu janji ya mau main sama aku.

Bulan 3 : Bu, meskipun aku belum tau jenis kelaminku, tapi apapun aku, aku harap Ibu & Ayah bahagia kelak ketika aku lahir ke dunia. Jangan nangis ya Bu, kalau Ibu nangis aku juga ikut nangis di sini.

Bulan 4 : Bu, rambutku sudah mulai tumbuh loh. Ini jadi mainan baruku. Aku bisa menggerakkan kepalaku putar kiri dan putar kanan.
Bulan 5 : Bu, Ibu tadi ke Dokter ya? Dokter bilang apa Bu? Apa itu ‪#‎aborsi‬ Bu? Aku gak diapa-apain 'kan Bu?

Bulan 6 : Ibu datang ke Dokter lagi ya? Bu, tolong kasih tau Dokter itu, kalau aku di sini baik-baik saja, tapi kok Dokter itu mulai memasukkan benda tajam? Benda tajam itu mulai memotong rambutku Bu. Tolong! Aku takuuut. Benda tajam itu mulai memotong kakiku. Sakiiit Bu! Tapi meskipun aku tidak punya kaki, aku masih punya tangan yang bisa memeluk Ibu. Bu, benda itu sekarang mulai memotong tanganku. Ibu, tolong aku! Aku janji gak akan nakal Bu. Tapi meskipun aku tidak punya tangan & kaki, aku masih punya mata & telinga untuk melihat senyuman Ibu & mendengar suara Ibu. Tapi... benda itu sekarang sudah mulai memotong leherku. Ibu, ampun Bu! Beri aku kesempatan untuk hidup. Aku sayang Ibu. Aku pengen peluk Ibu.

Bulan 7 : Bu, aku di sini baik-baik saja. Aku sudah bersama orang-orang soleh di surga. TUHAN mengembalikan organ tubuhku yang dipotong benda tajam itu. TUHAN memelukku, menggendongku dengan lembut dan TUHAN membisikkan tentang apa itu #aborsi. Kenapa Ibu tega melakukan itu? Kenapa Ibu gak mau menerima aku? Apa salah aku Bu? (Admin)
Sumber : Facebook

WANITA INGIN DIMENGERTI

Oleh: Nurul Anita, S.Pd.

Kami, para wanita sungguh sebenarnya tau bahwa kalian bukanlah tokoh romantis yang dapat melukis seperti Jack Dawson dalam Titanic, maka itu kami tidak pernah minta kalian melukis wajah kami dengan indah, paling tidak saat kami minta kalian menggambar wajah kami , gambarlah, meskipun hasil akhirnya akan seperti Jayko adik perempuan Giant dalam film Doraemon, tapi kami tahu, kalian berusaha.

Kami, para wanita sungguh sebenarnya tau bahwa kalian bukan peramal seperti Dedi Corbuzier yang dapat menebak isi pikiran kami atau apa yang kami inginkan saat kami hanya terdiam dan memasang wajah bosan, tapi saat itu kami hanya ingin tau, sesabar apakah kalian menghadapi kami jika kami sedang sangat menyebalkan seperti itu, kami tidak minta kalian mampu menebak keinginan kami, setidaknya bersabarlah pada kami dengan terus bertanya “jadi sekarang maunya gimana?”

Kami, para wanita sungguh sebenarnya tau bahwa kalian bukanlah penyair sekaliber Kahlil Gibran atau yang mampu menceritakan kisah romantis seperti Shakespear, maka itu kami pun tidak meminta kalian mengirimi kami puisi cinta berisi kalimat angan-angan nan indah setiap hari atau setiap minggu, tapi setidaknya mengertilah bahwa setelah menonton film korea yang amat romantis itu, kami sangat berandai-andai kekasih kami dapat melakukan yang sama, meskipun isi puisi tersebut tidak sebagus kahlil Gibran, kami akan sangat senang –sungguh- jika kalian mengirimkannya dengan tulus dan niat. (bahkan meskipun ujungnya terdapat “hehe, aneh ya?”, kami akan benar-benar melayang, tuan)

Kami, para wanita sungguh sebenarnya tau bahwa kalian tidaklah setampan Leonardo Dicaprio, tapi tolong mengertilah itu sama sekali bukan masalah bagi kami, saat kami memuja-muja pemuda seperti itu, itulah pujian dan pujaan, tapi hati kami sungguhnya telah terikat oleh kalian, tuan. Mungkin saat itu kami hanya ingin tau apa pendapat kalian jika kami jatuh cinta pada orang lain, semacam mengukur tingkat kecemburuan kalian. ;)

Kami, para wanita sungguh sebenarnya tau bahwa kalian tidaklah semenakjubkan John Nash atau sebrillian Isaac Newton, namun kami sebenarnya sangat menghargai bantuan kecil dari kalian meskipun hanya membantu mencarikan artikel dari internet, kami ingin menunjukkan pada kalian bahwa kalian lebih kami percayakan daripada Newton atau Galileo.

Kami, para wanita sungguh sebenarnya tau bahwa kalian tidaklah segagah Achilles pada film Troy, maka itu kami tidak pernah minta kalian mengikuti program peng six-pack an tubuh atau kontes L-men. Namun dengan kalian berhenti dan tidak pernah merokok, kami sangat akan memilih kalian dari Achilles manapun. Menyuruh kalian berhenti merokok adalah untuk meyakinkan diri kami bahwa kalian lebih gagah dari Achilles (karena tentu kalian akan kalah beradu pedang dengan Achilles bukan?).

Kami, para wanita sungguh sebenarnya tau bahwa kalian bukan Pangeran denga kuda putih yang akan melawan naga demi kami, karena kami pun bukan putri tidurnya, dan maka dari itu kami tidak pernah minta kalian melawan preman pasar yang pernah menggoda kami waktu lalu, tapi setidaknya, mengertilah tanpa kami harus minta, saat hujan lebat datang dan dirumah sedang mati lampu dan ayah ibu belum datang, kami hanya dapat mengandalkan kalian, maka itu temani kami walau hanya dengan sms dan telepon, karena menurut kami, berbincang dengan kalian adalah melegakan, maka itu jangan tradeoff (tukar) keadaan seperti itu dengan Game PES 2010 terbaru kalian itu (sangat mengesalkan!)

Kami, para wanita sungguh sebenarnya tau bahwa kalian bukanlah bayi yang harus diingatkan hal ini dan itu setiap waktunya, tapi mengertilah bahwa kami sangat merisaukan anda, kenapa kami mengingatkan kalian makan atau sembahyang, itu karena tepat saat itu, kami baru saja hendak makan atau sembahyang, maka itu saat kalian bertanya kembali atau mengingatkan kembali, kami akan jawab “iya, bentar lagi nih”

Kami, para wanita tau kalian bukanlah Romi Rafael yang pandai menyulap saputangan menjadi bunga, maka itu kami tidak pernah meminta hal hal semacam itu, namun mengertilah bahwa melihat bunga rose di pinggiran jalan itu menggoda hati kami, bahkan meski kami tidak suka bunga, pemberian kalian akan menjadi hal yang kami sukai, karena kami sebenarnya hanya sangat ingin menyimpan kalian saat itu, setelah malam kalian antar kami pulang, namun kami tahu kita harus berpisah saat itu.

Kami, para wanita tau kalian bukanlah Mr. Bean yang dapat membuat kami tertawa terbahak saat sedang bosan, maka itu jangan coba-coba menjadi juru selamat untuk mencoba membuat kami tertawa saat itu, karena kami tau kalian tidak mampu sekocak Mr. Bean dan malah hanya akan memperkeruh suasana, yang kami inginkan saat itu hanyalah memastikan kalian ada disamping kami saat masa-masa sulit meski hanya dengan senyuman menenangkan.

Kami, para wanita juga tau kalian bukanlah pemuda seperti Edward Cullen yang akan segera datang dengan Volvo saat kami diganggu oleh preman jalanan, namun setidaknya, pastikan kami aman bersama kalian saat itu dengan tidak membawa kami pulang terlalu larut dan mengantarkan kami sampai depan pintu rumah dan bertemu ayah ibu, (jangan hanya sampai depan gang, hey, tuan!)
Kami, para wanita tau kalian tidak akan bisa seperti ibu kami yang dapat menghentikan tangisan kami, namun tolong mengerti, saat kami menangis dihadapanmu, kami bukan sedang ingin dihentikan tangisannya, justru kami sangat ingin kalian dihadapan kami menampung berapa banyak air mata yang kami punya, atau sekedar melihat apa reaksi kalian melihat kami yang –menurut kami- akan terlihat jelek saat menangis

Kami, para wanita tau juga sebenarnya, bahwa kalian tidak akan punya jawaban yang benar atas pertanyaan, “aku gendut ya?”, kami sungguh tau, tapi saat itu kami hanya ingin tau, apa pendapat kalian tentang kami yang pagi tadi baru bercermin dan sedang merasa tidak secantik Kristen Stewart.

Kami tau, kalian adalah makhluk bodoh yang tidak peka dan terlalu lugu untuk percaya pada setiap hal yang kami katakan, tapi mengertilah bahwa saat kalian bertanya “baik-baik aja?” dan kami jawab “iya, aku baik-baik aja” itu adalah bahasa kami untuk menyatakan keadaan kami yang sedang tidak baik namun kami masih menganggap kalian adalah malaikat penyelamat yang mampu mengatasi ketidak-baik-baikan kami saat itu tanpa kami beritau, (tentu mestinya kalian sadari jika kami memang benar sedang baik-baik saja kami akan menambahkan perkataan seperti “iya aku baik-baik aja, malah tadi aku di kampus ketemu dengan dosen yang itu lho….*bla.bla.bla”)

Iya, kami sepertinya tau apa yang kalian pikirkan tentang kami yang begitu merepotkan. Tapi begitulah kami, akan selalu merepotkan kalian, tuan. Hal ini bukan sesuatu yang kami banggakan, namun inilah bahasa kami untuk mempercayakan hati kami pada kalian, jika kalian bukanlah pemuda yang kami percayakan dan kami butuhkan, tentu saja yang kami repotkan dan persulitkan bukan kalian. Kami makhluk yang amat perasa dan gampang merasa “tidak enak”. Kami enggan merepotkan “orang lain”.

Jika kami merepotkan dan menyusahkan, berarti kami menganggap anda bukanlah orang lain, tuan.

Kami tidak senang bermain-main, tuan pemuda. Maka tolong jaga hati yang kami percayakan ini. Kami mungkin mudah berbesar hati atau “geer”, tapi sekali kami menaruh hati kami pada satu pemuda, butuh waktu yang lebih lama dari menemukan lampu bohlam untuk menghilangkannya (bukan melupakan).

Kami akan sulit menerima hati baru setelah itu, karena kami harus membiasakan diri lagi. Padahal kami sudah terbiasa dengan anda, terbiasa melakukan semuanya dengan anda. Maka tolong, mengertilah tuan. Karena kami, wanita sungguh sangat tau sebenarnya kalian, pemuda, dapat mengatasi semua tingkah kami yang merepotkan ini. ;)

JERITAN PARA LELAKI...


Yang selalu kita dengar adalah Girls Rulez, kini saatnya kami para cowok-cowok mengungkapkan isi hati kami.

Ini adalah cerita dari sisi kita, Kaum Cowok! Kaum Adam! Aturan kita!

Untuk para cewek-cewek...

1. Tidak Semua cowok seperti Dedy Cobuzier.
Jadi jangan harap kami bisa membaca isi pikiranmu disaat kamu manyun tanpa suara. Apa susahnya sih bilang : "Aku Laper, Aku minta dibeliin pakaian, Tolong rayu aku...!"

2. Hari Minggu itu waktunya istirahat setelah 6 hari bekerja, jadi jangan harap kami mau menemani seharian jalan-jalan ke mall.

3. Berbelanja BUKAN olahraga. Dan kami gak akan berpikir ke arah situ.
Bagi kami belanja ya belanja, kalau sudah pas ya beli saja, perbedaan harga toko A dan B cuma 1,000 perak jadi nggak usah keliling kota untuk cari yang paling murah, buang-buang bensin aja...

4. Menangis merupakan suatu pemerasan.
Lebih baik kami mendengar suara petir, guntur , bom meledak daripada suara tangisanmu yang membuat kami tidak bisa berbuat apa-apa.

5. Tanya apa yang kamu mau. Cobalah untuk sepaham tentang hal ini.

Sindiran halus tidak akan dimengerti.
Sindiran kasar tak akan dimengerti.
Terang-terangan menyindir juga kita gak ngerti!
Ngomong aja langsung kenapa!?

6. Ya dan Tidak adalah jawaban yang paling dapat diterima hampir semua pertanyaan. It's simple.!

7. Cerita ke kami kalo mau masalah kamu diselesaikan. Karena itu yang kami lakukan. Pengen dapet simpati doang sih, cerita aja ke temen-temen cewekmu.

8. Sakit kepala selama 17 bulan adalah penyakit. Pergi ke dokter dong...! Masa kami harus pijitin terus tiap pusing...

9. Semua yang kami katakan 6 bulan lalu gak bisa dipertimbangkan dalam suatu argumen. Sebenernya, semua komentar jadi gak berlaku dan batal setelah 7 hari.
Janji kami untuk menyebrangi lautan dan mendaki gunung itu hanyalah klise, jangan dianggap serius.

10. Kalo kamu gak mau pake baju kayak model-model pakaian dalam, jangan harap kita seperti artis sinetron dong.

11. Kalo kamu pikir kamu gendut, mungkin aja. Jangan tanya kami dong. Cermin lebih jujur daripada Lelaki.

12. Kamu boleh meminta kami untuk melakukan sesuatu atau menyuruh kami menyelesaikannya dengan cara kamu. Tapi jangan dua-duanya dong. Kalo kamu pikir bisa melakukannya lebih baik, kerjain aja sendiri.

13. Kalau bisa, ngomongin apa yang harus kamu omongin pas iklan aja. Ingat, jangan sekali-kali ngomong apalagi pas saat tendangan penalty.

14. Kami bukan anak kecil lagi, jadi tak perlu mengingatkan jangan lupa makan, selamat tidur, dll. Menurut kami itu hanyalah pemborosan pulsa saja.

15. Kalo gatel kan bisa digaruk sendiri. Kami juga kok.

16. Kalo kami nanya ada apa dan kamu jawab gak ada apa-apa, kami akan berpikir memang gak ada apa-apa. Ingat, seperti no.1 kami bukanlah pembaca pikiran. Ngomong baby...ngomong. ...!

17. Kalo kita berdua harus pergi ke suatu tempat, pakaian apapun yang kamu pakai, pantes aja kok. Bener. Jadi tidak ada alasan gak mau pergi ke pesta karena tidak ada baju.

18. Jangan tanya apa yang kami pikir tentang sesuatu kecuali kamu memang mau diskusi tentang bola, game, billyard, memancing atau mungkin juga tentang teknik mereparasi mobil.

19. Kami malas berdebat secara hati dan perasaan, ingat! kami hanya pakai logika.

20. Terima kasih sudah mau baca ini. Iyaa ... ya ..., aku siap tidur di sofa nanti malam... (Admin)
Sumber :
 Facebook (https://www.facebook.com/notes/551773334912174/)

Jumat, 16 Mei 2014

Nevada Maharani, Remaja Sorong yang Ingin Kenalkan Papua Hingga ke Kanada



Nevada
Jakarta - Nevada Maharani Sagrim, 17 tahun, remaja dari Sorong mempunyai misi sosial yang tinggi. Dia menuangkan hobinya menonton film dalam suatu karya yang sekaligus untuk mengangkat budaya suku Moi, suku asli di tempat tinggalnya, di Sorong, Papua Barat.

Nevada membuat film dokumenter berdurasi 10 menit dengan tema anak-anak disabiltas di Papua Barat yang tidak diperhatikan pemerintah tapi justru punya banyak bakat terpendam. Tak diduga-duga, karya pertamanya yang digarap bersama 9 orang rekan satu SMAnya langsung menjuarai Festifal Film Pelajar di Yogyakarta, tahun lalu.

"Saya buat film itu untuk angkat kebudayaan asli suku Moi, itu masuk 10 besar lomba penggalian sumber sejarah dalam bentuk audiovisual di Jakarta. Saya juga ikutkan ke festival film pelajar dan dapat juara tiga," kata Nevada kepada detikcom, di Jakarta, Rabu (14/5).

Proses pembuatannya terbilang mepet, hanya dua minggu. Baginya hal itu tak sulit karena di sekolahnya dia aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler sinematografi.

“Saya belum pernah buat film documenter, itu karya pertama dan langsung menang,” kata dia tersenyum bangga.

Anak kedua dari empat bersaudara itu juga punya sederet prestasi lain yang membanggakan. Sebut saja, misalnya juara pidato Bahasa Inggris, juara tiga Olimpade Nasional bidang Biologi di kota Sorong. “Itu semua yang buat saya ada di sini,” kata dia seraya merujuk program Outstanding Students For The World 2014.

Program tersebut adalah kegiatan tahunan Kementerian Luar Negeri. Tahun ini, sebanyak 16 siswa dan mahasiswa berprestasi dari berbagai daerah di Indonesia difasilitasi untuk unjuk kebolehan ke Kanada. Mereka akan menjadi “duta-duta” bangsa yang mempromosikan negara Indonesia selama kunjungan di sana, 18-25 Mei mendatang.

Nevada adalah satu-satunya peserta yang mewakili siswa berprestasi dari Papua Barat. Pelajar kelas 3 SMAN 3 Sorong ini bertekad untuk mempresentasikan filmnya hingga ke Kanada nanti.

“Saya juga akan presentasikan kebudayaan di Papua Barat mulai dari sektor pariwisata, perikanan, dan masih banyak lagi. Setelah pulang saya akan kasih motivasi ke teman-teman untuk terus melakukan inovasi dan ikut event-event. Kita punya potensi luar biasa yang patut dieksplor.

Kita akan tunjukkan pemerintah ke dunia bahwa anak-anak dari Indonesia timur mampu bersaing di dunia internasional,” harapnya dara yang bercita-cita kuliah di Fakultas Kedokteran Undip itu. (Ropesta Sitorus - detikNews)

Sumber : http://news.detik.com

Trilogi Penipuan di Papua

Republik Indonesia (RI) menghalalkan segala cara dalam menghadapi perjuangan bangsa Papua. Salah satu caranya melalui penerapan taktik tipu muslihat. Bukan hanya melalui kata-kata saja, tapi tipu muslihat RI dikemas juga dalam dan melalui berbagai kebijakan pembangunan.

Kebanyakan pejabat di Papua tertipu dengan banyak tipu muslihat dari Jakarta. Pejabat pemerintah Papua pun telah meniru gaya tipu muslihat dari gurunya, "Pemerintah Pusat". Dan, ikut menipu orang asli Papua .

Akhirnya, terjadilah mata rantai penipuan, yaitu "Jakarta tipu Papua" (JATIPA), "Papua tipu Jakarta"(PATIPA), dan "Papua tipu Papua" (PATIPA). Mata rantai penipuan ini saya beri nama "TRI LOGI PENIPUAN".

Tri Logi Penipuan itu adalah gaya pemerintah pusat yang kini dipraktikkan oleh pemerintah di tanah Papua. Tipu muslihat itu dikemas misalnya dalam pemekaran daerah otonomi baru. Pemekaran di
tanah Papua tidak sesuai dengan syarat-syarat pembentukan. Pada tahun 2013 hanya 2 provinsi dan 41 kabupaten/kota di tanah Papua.

Pada akhir tahun 2013, atas amanah presiden RI pada 27 Desember 2013 menetapkan 3 provinsi dan 33 kabupaten/kota di tanah Papua. Jadi, jumlah total kabupaten/kota di tanah Papua adalah 74 dan jumlah total provinsi sebanyak 5.

Bandingkan dengan jumlah pemekaran baru pada tahun 2014 dari Sabang sampai Ambon hanya 32 kabupaten/kota. Sementara di tanah Papua, pemekaran Daerah Otonomi Baru sebanyak 33. Penduduk di Papua hanya berkisar lebih dari 4 juta jiwa.

Di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat yang jumlah penduduknya masing-masing 50 juta jiwa, tetapi tidak sebanyak pemekaran kabupaten/kota baru seperti di Papua. Agus Kraar katakan, "Itu artinya bahwa orang Papua benar-benar tenggelam sesuai tesis Sendius Wonda dan Socratez Sofyan Yoman dalam buku: Tenggelamnya Rumpun Melanesia dan Pemusnahan Etnis Melanesia."

Selama ini terjadi baku tipu antara Orang Papua tertentu dan Jakarta. Juga antara orang Papua. Jakarta menipu orang Papua dengan banyak janji dan tawaran manis, namun ternyata hasilnya pahit/racun yang mematikan/menghancurkan eksistensi dan kelangsungan hidup orang asli Papua.

Misalnya, Otonomi Khusus yang kini menjadi lambang kejahatan kemanusiaan. Ini yang disebut Jakarta tipu Papua (JATIPA). Selain itu, ada orang Papua tertentu yang kejar jabatan, kehormatan dan kekayaan menipu Jakarta dengan banyak alasan. Seperti menggunakan isu Papua Merdeka sebagai harga tawar untuk meloloskan kepentingan pribadi/golongan.

Padahal, tanpa keterlibatan mereka dalam perjuangan Papua Merdeka, orang asli Papua yang lain tetap akan berjuang; tanpa keterlibatan mereka, Papua pasti akan merdeka pada waktu-Nya. Mereka itu bukan penentu Papua Merdeka, tetapi mereka ini hanyalah "Pelacur Politik", tetapi Jakarta tertipu. Ini yang disebut Papua Tipu Jakarta (PATIJA).

Terjadi pula Papua tipu Papua (PATIPA). Ada orang Papua tertentu menipu orang asli Papua, misalnya mereka berkampanye bahwa dengan adanya pemekaran kabupaten/provinsi baru di tanah Papua, orang Papua akan lebih sejahtera. Ternyata itu tidak terbukti.

Pemekaran Daerah Otonomi Baru di tanah Papua sudah terbukti menjadi jembatan untuk
menciptakan marginalisasi, diskriminasi, minoritasi dan pelanggaran HAM yang berakibat pada pemusnahan etnis Papua.

Ada pula orang Papua tertentu menipu orang asli Papua pada saat kampanye menjelang Pilkada, baik bupati/gubernur dan juga kampanye menjelang pemilihan umum, baik pemilihan DPR maupun Presiden RI.

Mereka berkampanye bahwa setelah terpilih, mereka/ia akan memerdekakan Papua, atau akan mensejahterakan rakyat. Namun, setelah di antara mereka ada yang terpilih, ternyata mereka tidak menepati janji-janji manisnya. Justru mereka menjadi kaki tangan NKRI untuk menjajah orang
Papua.

***
Penipuan sudah menjadi tradisi RI. Misalnya, sejarah Indonesia itu kebanyakan ditambal sulam dan direkayasa. "Penipuan" sudah diterapkan oleh RI sejak proses aneksasi bangsa Papua ke dalam NKRI. RI berhasil menipu segelintir orang Papua pada tahun 1960-an. Penipuan itu lebih banyak dilakukan oleh masyarakat migran tertentu yang berasal dari Indonesia Timur yang didatangkan oleh pemerintah Belanda.

Orang Papua tertentu ini tertipu dengan kelicikan orang Indonesia. Setelah Indonesia menduduki di tanah Papua, pada akhirnya orang Papua yang tertipu itu, ada yang kecewa. Ternyata kemudian mereka mengetahui karakter dan tabiat Indonesia yaitu negara miskin, rakus, kejam, bodoh, penipu, pembunuh dan perampok. Walaupun orang asli Papua sudah mengetahui karakter dan tabiat Republik Indonesia, namun sampai saat ini ada orang asli Papua tertentu yang masih setia dan berkorban untuk
keutuhan NKRI.

"Jakarta Tipu Papua" (JATIPA), Papua Tipu Jakarta (PATIJA), dan Papua Tipu Papua (PATIPA) yang disebut TRI LOGI PENIPUAN itu dapat juga disebut "TIGA MATA RANTAI AKAL BUSUK PENIPUAN". TRI LOGI PENIPUAN Ini sudah berakar kuat dalam praktek perpolitikan di Indonesia selama ini, maka sangat sulit untuk mencabut dan memperbaikinya. Kecuali ada mukjizat dari Tuhan. Karena itu, selama bangsa Papua masih berada dibawah penjajahan RI, maka selama itu pula TRI LOGI PENIPUAN itu akan dipraktekkan.

Tidak ada cara lain bangsa Papua keluar dari praktek Tiga Dimensi Akal Busuk penipuan ini, kecuali keluar melalui satu jalan yaitu Papua Merdeka (Berdaulat Penuh).

Inilah saatnya setiap orang asli Papua dan para simpatisan di mana saja Anda berada, baik yang
berkarya dalam sistem NKRI maupun yang berada di luar sistem NKRI untuk segera membangun persatuan nasional dan pemulihan diri menuju kebebasan total dan pemulihan bangsa Papua.

Dihimbau kepada rakyat bangsa Papua, lebih khusus para pejuang Papua di mana saja Anda berada camkanlah bahwa "Penipuan" itu bukan gaya dan tradisi dari para moyang bangsa Papua, tetapi itu gaya moyang dan pemerintah Indonesia, yang kini diwariskan kepada para pejabat pemerintah di tanah Papua, karena itu rakyat bangsa Papua jangan sekali-kali meniru gaya Tri Logi Penipuan itu. Gaya dan tradisi para moyang Papua adalah jujur dan apa pun masalah dibawah ke para-para adat untuk memecahkan masalah agar menciptakan perdamaian dan kebaikan.

Kepada para pejabat Papua segera berhenti melacurkan diri dalam permainan kotor. Serta kepada RI segera berhenti menipu bangsa Papua melalui berbagai siasat, dan mari majukan Dialog  untuk menyelesaikan masalah Papua dengan damai yang difasilitasi oleh pihak ketiga yang netral demi tegakan martabat manusia Papua di atas segala kepentingan.


Selpius Bobii adalah Ketua Umum Front PEPERA Papua Barat, juga TAPOL Papua.

Sumber : http://majalahselangkah.com

Rabu, 14 Mei 2014

KOALISI MAHASISWA PAPUA ANTI MILITERISME MENYIKAPI KASUS BERDARAH DOGIYAI PAPUA


Pada Hari Kamis, 14/05/2014 Mahasiswa Papua Semarang menyikapi terkait penembakan yang terjadi dikabupaten Dogiyai-Papua dengan mengadakan aksi damai.
Aksi damai yang dilaksanakan oleh mahasisiwa Papua Semarang berawal dari peristiwa ironis yang terjadi di kabupaten Dogiyai-Papua yang menewaskan dua orang di tabrak oleh Truck dan di susul dengan penembakan secara tidak adil terhadap tiga orang warga sipil. Pada peristiwa ironis yang terjadi di Dogiyai telah menewaskan dua warga sipil yang dapat di tabrak oleh Sebuah Truck diantaranya, Yunce Kegakoto dan Yohanes Anouw sedangkan tiga warga sipil yang ditembak oleh pihak Brimob diantaranya Yulius Anouw, Antho Edowai dan Gayus Auwe.
Dengan melihatnya peristiwa tersebut Mahasiswa Papua Semarang telah mengelenggarakan aksi damai yang di pimpin oleh ketua koordinator lapangan Yance Iyai dan beberapa senioritas yang berdomisili di Semarang. Aksi damai ini dapat di hadiri berbagai Mahasiswa Papua Semarang dengan jumlah masa aksinya 30 orang. Aksi ini, dapat star dari depan Universitas Diponegoro Semarang kemudian seluruh Mahasiswa Papua yang ikut berpartisipasi dalam aksi ini menuju bundaran simpan lima sambil orasi hingga titik akhir di depan POLDA Jawa Tengah Semarang. Dalam aksi tersebut yang menjadi juru bicara adalah Bernardo Boma
Dalam sela-sela aksi yang sedang berlangsung, salah satu orator mengajak terhadap seluruh mahasiswa Papua yang ikut berpartisipasi dalam aksi damai ini bahwa kita jangan terlena dengan masalah-masalah yang terjadi di Papua tetapi kita harus bangkit dan lawan terhadap terorisme yang terjadi di Papua dan juga kita harus menjadi anti militerisme. Dengan demikian melalui berbagai penyuaraan yang selalu di laksanakan di seluruh Indonesia dapat membuahkan hasil yang memuaskan dan bangsa Melanesia atau Bangsa Papua dapat mementukan masipnya sendiri diatas tanah leluhurnya.
Aksi damai ini dapat berakhir di depan POLDA Jawa Tengah, setibanya di depan POLDA orator-orator dapat berorasi tentang Pelanggaran HAM yang terjadi di Papua salah satunya adalah Peristiwa Ironis yang terjadi di Dagiyai pada tanggal 06 Mei 2014 yang silam. Setelah semua orasinya berakhir, Yance Iyai sebangai Koordinator aksi damai dapat menyampaikan pernyataan sikap sebagai tuntutan menyikapi peristiwa penembakan yang terjadi terhadap warga sipil kabupaten Dogiyai-Papua sebangai berikut:
  1. Negara Bertanggung Jawab Atas Penembakan tiga warga sipil di Dogiyai,Papua
  2. Pecat secara tidak terhormat dan adili Pelaku Penembak (Brimob) Yang Menembak tiga warga sipil di Dogiyai
  3. Adili Pelaku Penambrak (Sopir) Yang menewaskan dua warga sipil didogiyai, Sesuai dengan hukum yang berlaku di negara ini.
  4. Kapolri Segera Copot Jabatan Kapolda Papua,Kapolres Nabire dan Kapolsek Dogiyai Yang tidak menjalan sesuai tugas dan tanggung jawab Konstitusi Polri
  5. Bupati Kabupaten Dogiyai, Kapolda Papua dan Kapolres Nabire Kapolda Papua Segera tarik pos Brimob dari Kabupaten Dogiyai
  6. Stop Pendekatan Militerisme dalam Penyelesaian Masalah Papua.
Pernyataan sikap tersebut dapat di terima oleh SUDIRMAN sebagai KABAG Umum mewakili KAPOLDA Jawa Tengah. Pernyataan sikap tersebut Beliau mengaku bersedia meneruskan kepada pihak yang terkait, sepertinya KAPOLDA, Presiden dan KAPOLRI berserta jajarannya. (Nikolaus Wakei)



Minggu, 11 Mei 2014

Aktivis Pembela HAM: Perlu Evaluasi Penempatan Brimob di Dogiyai

Aktivis Pembela Hak Asasi Manusia (HAM) dari Keadilan, Perdamaian dan Keutuhan Ciptaan (KPKC) Gereja KINGMI Papua, Yones Douw mendesak pemerintah dan Kapolda Papua segera evaluasi kembali penempatan Brimob di Kabupaten Dogiyai karena salah menggunakan alat negara yang mengarah pada pelanggaran hak asasi manusia di Dogiyai.

Hal ini menanggapi insiden penembakan kalau warga Dogiyai mendatangi pos Brimob guna menanyakan perihal insiden kecelakaan maut di Epeida, dan penembakan oleh Brimob terhadap warga sipil di Dogiyai.

Kata Yones, masyarakat mendatangi pos Brimob bukan menyerang tetapi kedatangan masyarakat hanya meminta pertanggungjawaban dari sopir penabrak.

"Siapa saja dan bangsa manapun juga itu kalau keluarga yang mati secara tidak wajar itu pasti ada reaksinya karena bagian dari kekecewaan. Masyarakat datang ke mako Brimob itu bukan bagian dari melampiaskan emosi, tetapi itu mereka mau datang tanya," ungkapnya di Nabire, Sabtu (10/05) siang.

Menurutnya, Brimob seakan-akan menganggap warga Dogiyai adalah musuh negara sehingga melakukan penembakan secara emosional dengan menggunakan alat negara. Brimob tidak menanggapi kedatangan warga secara serius untuk diusut masalahnya secara tuntas.

Ia menambahkan, kasus pelanggaran HAM oleh Brimob di Dogiyai dalam beberapa tahun terakhir telah dilakukan dua kali sehingga penempatan korps Brimob harus dievaluasi kembali.

"Brimob sudah dua kali dan berkali-kali melakukan kasus di Dogiyai, jadi soal itu bupati Dogiyai dan Polda Papua harus evaluasi kembali karena Brimob sudah mengeluarkan darah orang Dogiyai dan nanti juga mereka akan melakukan hal sama yang mengarah kepada pelanggaran hak asasi manusia," tuturnya mengkritik.

"Pelanggaran hak asasi manusia itu menggunakan alat negara seperti sangkur dan senjata, jadi itu murni aparat melakukan pelanggaran hak asasi manusia, bukan orang mati. Melukai orang, mengeluarkan darah orang lain, mencederai orang lain terus menghilangkan bentuk tubuh lain itu sudah pelanggaran hak asasi manusia. Jadi, kami dari pembela hak asasi manusia meminta penempatan Brimob dan Kopassus di Dogiyai harus dievaluasi".

Ia juga bertanya alasan penabrak mencari perlindungan di pos Brimob, bukan di kantor polisi yang nota bene sebagai penegak hukum serta lebih dekat dengan lokasi terjadinya tabrakan maut.

Sebagai pembela HAM, ia merasa Polda mempermainkan perasaan masyarakat Dogiyai karena kasus berdarah Dogiyai sebelumnya hingga kini belum pernah diusut tuntas. Kasus ini pun, ia kurang percaya untuk akan ditangani.

Hal ini karena dari waktu ke waktu hanya ada janji akan diusut tuntas di depan masyarakat mengenai kasus yang bersentuhan dengan HAM, tetapi fakta di depan hukum tidak pernah terealisasi.

"Sampai hari ini Kapolda masih belum tuntaskan kasus Dogiyai yang lalu, dan kasus ini pun pasti Kapolda tidak akan tuntaskan karena orang Papua yang ditembak itu tidak ada nilai bagi Indonesia ini, sekali lagi, orang Papua yang ditembak atau orang Papua yang ditabrak itu tidak ada harga bagi negara ini," tutupnya (
Mateus Ch. Auwe)
( Sumber dari :http://majalahselangkah.com)

LPMAK Minta Pembinaan Orang Tua Bentuk Karaktek Anak

Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme Kamoro (LPMAK) khususnya Biro Pendidikan meminta peran orang tua dalam membentuk karaktek anak, terutama ikut melakukan pembinaan, sehingga anak dapat berkembang baik dan berperilaku sopan santun bdalam melanjutkan study.
“Butuh bimbingan orangb tua untuk membentuknkarakter anak sejak dini,sebab sangat disesalkan dari banyak anak-anak didik yang dikuliahkan diluar sekolah melakukan kenakalan-kenalan, sehingga hal itu menjadi keluhan besar bagi lembaga mitra kami,”ujar Kepala Biro Pendidikan LPMAK, Titus Kemong, Jumat (9/5).
Dirinya mengatakan, perlu memberikan pemahaman kepada anak-anak mereka, apalagi anak-anak mereka yang akan melanjutkan perkulihan diluar Papua, terutama untuk anak pribumi Amungme dan Kamoro, karena jika hal itu tidak ada perubahan, maka penerimaan mahasiswa tahun ini pun lembaga mitra menolak penerimaan mahasiswa dari LPMAK.“Kami sudah mengadakan pertemuan dengan lembaga mitra kami dan mereka katakan tidak ingin menerima lagi anak-anak di bawah asuhan dari LPMAK, dengan alasan karakter dan tingkah laku anak , sehingga katanya mereka tidak mampu untuk mendidik,”katanya.
Lanjutnya, sebagian besar 95 persen lembaga mitra keluhkan hal itu, sehingga menjadi beban terbesar bagi pihaknya ada lembaga mitra yang meminta akan tetapi hanya 30 dan hanya tingkat SMP dan SMA, sedangkan untuk perguruan tinggi, mereka hanya dapat menerima dua bahkan lima orang saja

“Memang ada permintaan, namun mereka hanya meminta untuk yang regular saja dalam arti mereka tidak ingin anak-anak kita untuk ditempat asrama, namun kami merasa keberatan , karena hal itu akan menyulitkan kami pada saat dilakukan monitoring,”jelasnya
Dikatakan, sebelum pihaknya mengkuliahkan anak-anak tersebut, LPMAK juga memberikan perbekalan khusus, bahkan sampai dikarantinakan selama satu minggu, disamping itu LPMAK pun mendatangkan tokoh agama seperti pastor dan pendeta yang nantinya dapat memberikan bimbingan secara rohani sebelum di berangkatkan.
“Saya tidak pernah lihat lembaga mana yang lakukan karantina mahasiswa, cuma hanya di Papua dan khusus di Mimika yaitu hanyalah dari LPMAK, namun pada dasarnya kembali kepada karakter dan tingkah laku anak, bagaimana orang tua dapat mendidik anak untuk menanamkan karakter yang baik pada anak saat usia dini,” tandasnya. (Mady Dimi)